Virus ASF, Daging Babi Lampung Masuk Babel, Peternak Bateng Resah

Virus ASF, Daging Babi Lampung Masuk Babel, Peternak Bateng Resah

Batianus saat bertemu Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Babel.--

BABELPOS.ID, PANGKALANBARU - Masuknya daging hewan ternak babi dari Lampung ke Provinsi Bangka Belitung membuat peternak lokal di Bangka Tengah (Bateng) resah.

Hal tersebut ditanggapi Wakil Ketua I DPRD Bangka Tengah, Batianus yang melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Bidang Peternakan untuk berkonsultasi terkait dengan kebijakan daerah dalam melindungi peternak lokal dari masuknya hewan ternak dari luar daerah Provinsi Kepulauan Babel.

"Beberapa hari ini saya menerima keluhan dari peternak babi di Kecamatan Pangkalan Baru dan Namang terkait beredarnya daging hewan ternak babi dari Lampung yang berdampak terhadap harga jual hewan ternak babi lokal, karena harga daging babi dari Lampung ini relatif murah," ujar Batianus, Rabu (4/1/2023).

BACA JUGA:Hadirkan Dokter Hewan BBPKH Cinagara, 20 Peternak Bateng Ikuti Pelatihan Cegah PMK

"Oleh karena itu saya mau bertanya seperti apa kebijakan daerah dalam melindungi peternak lokal kita," tambahnya.

Ia mendorong intervensi pemerintah untuk melindungi peternak lokal, seperti edukasi tentang formulasi pakan ternak yang tepat untuk menekan biaya pakan ternak, atau bisa juga dengan pemberian bantuan indukan yang dapat berkembang biak dengan cepat dan banyak. 

"Hal tersebut akan berdampak baik, di satu sisi kita bisa menyelamatkan peternak, namun di sisi lain juga kita harus mampu memberikan harga yang terjangkau bagi konsumen. Kita mau tahu seperti apa peran Dinas Pertanian Bateng menyikapi hal ini," ujar Batianus.

Staf Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kepulauan Babel, Dody Novianto membenarkan adanya daging babi yang masuk ke Babel dari sebuah perusahaan peternakan babi asal Lampung melalui Pangkalpinang.

Kata Dia, masuknya daging babi tersebut dikarenakan kelangkaan daging babi di Provinsi Kepulauan Babel dampak dari penyakit African Swine Fever (ASF). Penyakit pada babi tersebut sangat menular dan dapat menyebabkan kematian pada babi hingga 100 persen.

"Virus ASF sangat tahan hidup di lingkungan serta relatif lebih tahan terhadap disinfektan. Serangan virus ini menyebabkan populasi babi peternak lokal kita ini menurun drastis hingga tersisa 10 persen," ungkap Dody.

BACA JUGA:Dinas Pertanian Mencatat 700 Lebih Sapi Ternak di Bateng Terindentifikasi PMK

Dikatakan Dody, harga jual babi lokal yang sempat tinggi menyebabkan kran masuk babi dari Lampung dibuka untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Tionghoa yang akan merayakan Imlek dan Ceng Beng.

"Sekarang ini harga di pasaran sekitar Rp. 250.000. Babi dari Lampung ini harus bebas dari virus ASF dan harus sehat," ucapnya.

"Kami tidak bisa melarang langsung perdagangan antar daerah ini jika perusahaan Lampung ini sudah memenuhi semua persyaratan yang kami minta sesuat standar, tetapi bisa dibatasi untuk melindungi peternak kita," sambungnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: