Bujang PeDe: Cinta Terhalang Peluru Tajam

Bujang PeDe: Cinta Terhalang Peluru Tajam

--

PAGI-pagi Wak Ijah sudah pasang volume tertinggi. Bujang PeDe benar-benar tak berkutik jika sang Ibunda Tersayang sudah menyentuh soal jodoh. Maklum, umur Sang Bujang sudah hampir kepala 4, tapi belum ada tanda-tanda bakal ada penambah isi rumah.

''Apalagi Bujang yang kau tunggu, apa nunggu Mak Mati dulu baru kau mikir kawin?!'' 

''Bukan gitu Mak, tapi calon jodoh aku itu orangnya ngeri-ngeri sedap?'' 

''Apa pula maksud kau ngeri-ngeri sedap?  Maysaroh sendiri yang bilang ke Emak, tiap kali ngobrol berdua, kau gemetaran kayak ketakutan dengan dia?'' 

''Itulah masalahnya, Mak.  Aku bukan gak mau, tapi takut sangat Mak dengan Maysaroh...''

''Apa yang kau takutkan?''

''Dalam tasnya dia selalu bawa peluru tajam, bahkan paling tajam, Mak?''

Kagetlah Wak Ijah mendengarnya.  Bagaimanapun nyawa anak semata wayangnya tentu lebih berharga dalam urusan perjodohan.  Maysaroh yang sudah dilobi Wak Ijah langsung untuk jadi calon menantunya, malah kini menjadi ancaman.  

Usut punya usut ternyata ini semua gara-gara Bujang melihat Maysaroh mengeluarkan lipstik dan memerahkan bibirnya. Sementara, Bujang pernah membaca di internet, peluru dengan kepala merah itu adalah paling tajam sedunia. Bahkan bila ada seorang suami pulang di bajunya menempel ujung peluru kepala merah itu, rumah tangga bisa hancur, semua bisa berantakan.

''Kalau gitu, batalkan!  Nanti Emak cari pengganti Maysaroh.  masih banyak wanita lain yang mau dengan anak Bujang kesayangan Emak ini...'' ujar Wak Ijah menenangkan anaknya.

Makin PeDe lah Bujang.  

''Bukan ku menolakmu Maysaroh, tapi peluru tajam jadi penghalang cinta kita,'' ujar Bujang menggumam.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: