Politisi Si Unyil, Pak Raden & Pak Ogah
Ahmadi Sofyan - Penulis Buku/Pemerhati Sosial Budaya-babelpos.id-
Oleh: AHMADI SOFYAN - Penulis Buku/Pemerhati Sosial Budaya
POLITISI Si Unyil berkarakter Playback, Politisi Pak Raden berkarakter Flashback dan Politisi Pak Ogah berkarakter Cashback.
Beberapa bulan terakhir ini, hampir bahkan tiap hari saya menerima pertanyaan yang sama: “Nyalon nggak 2024 ini?” hampir setiap ketemu kawan lama yang baru bertemu kembali dan orang baru, pertanyaan ini selalu disampaikan. Pertanyaan yang sama seringkali saya jawab berbeda-beda. “Gimana mau nyalon, rambut saya sudah nggak beberapa lembar lagi alias celantang” jawaban canda. “Masih lama bro, ini 2022 belum selesai”jawaban enteng dan nggak mau memperpanjang pertanyaan. “Nunggu wangsit leluhur dari Gunung Maras, Gunung Mangkol dan Gunung Menumbing” jawaban semaunya. “Insya Allah, siap jadi apapun dan siap tidak jadi apapun, yang penting jadi apapun dan tidak jadi apapun, harus tetap jadi manusia bermanfaat” jawaban sok diplomatis. Jawaban yang terakhir inilah biasanya saya agak sedikit serius. Ketika pertanyaan ini disampaikan, muncul lagi pertanyaan berikutnya: “Nyalon Dewan Pusat apa Daerah?” atau “Nyalon Legeslatif apa Eksekutif”.
Pertanyaan-pertanyaan ini kadangkala membuat saya agak sedikit kesel sehingga berakibat saya sempat memikirkan yang tak seharusnya dipikirkan. Bagaimana tidak, tahun politik 2024 masih sangat lama, tapi kita malah sibuk berbicara soal jabatan. Kok yakin banget kita masih hidup di tahun 2024? Kok yakin banget 2024 ada Pemilu? Kok yakin banget tahun 2024 Indonesia masih ada? Kok yakin banget 2024 Pemilu-nya demokratis? Kok yakin banget 2024 masih ada? Tapi ya sudahlah, ternyata kita bangsa Indonesia adlaah bangsa yang selalu kokoh dalam optimism. Bahkan besok pagi hendak kiamat, jangan-jangan kita masih bicara soal demokrasi dan jabatan.
***
2024 adalah Tahun Politik bagi bangsa Indonesia. Pemilihan Legeslatif, Eksekutif dan Presiden Wakil Presiden RI menjadi bagian dari usaha bangsa Indonesia untuk mencari figure terbaik guna membangun daerah dan bangsanya. Harus kita akui, soal perebutan jabatan bagi bangsa Indonesia menjadi hal yang sangat luar biasa. Para politisi dari mulai politisi kawakan hingga politisi dadakan akan bertebaran menyungging senyum ditengah rakyat.
Berbicara soal Politisi, saya jadi teringat dengan film Si Unyil yang dulunya setiap hari Minggu selalu nongol di televisi hitam putih kita. film anak-anak ini dikenal se-antero negeri dan menjadi salah satu film favorit anak Indonesia. Berbagai polah para aktor yang dibuat dari boneka tersebut menjadi tontonan menarik. Berbagai pesan disampaikan dalam setiap film tersebut. Ada pemeran utama Si Unyil, ada Pak Raden, Pak Ogah, Bu Bariah dengan logat Madura-nya dan sebagainya.
Nah, dari film Si Unyil ini, ada karakter Politisi Indonesia didalamnya. Setidaknya ada tiga aktor dalam film Si Unyil menjadi karakter Politisi Indonesia menjelang tahun politik 2024 nanti.
(1). Politisi Si Unyil. Karakter Politisi Si Unyil ini adalah karakter politisi yang penuh dengan pencitraan. Disukai karena selalu berperan baik didalam kamera. Ia menjadi “politisi baik” dan cenderung disukai rakyat sebagai penonton. Gayanya yang sederhana dan pesan-pesan kebaikan menjadi sihir utama dalam mencuri hati rakyat. Namun dilain sisi, Politisi Si Unyil ini tidak selesai dalam “bermain-main” seperti kekanak-kanakan. Kadangkala yang dibuat menjadi kurang produktif bagi kepentingan masyarakat. Jabatan yang disandang tidak begitu bermanfaat kecuali hanya untuk sekedar kepentingan layar.
(2) Politisi Pak Raden. Sebagaimana karakter tokoh dalam film Si Unyil, karakter Politisi Pak Raden adalah karakter politisi kawakan yang tidak pernah selesai membuat dan mencari panggung agar selalu eksis dalam kancah perpolitikan Indonesia. Ia akan selalu ingin tampil dan tidak boleh dilupakan. Perubahan zaman dan pertambahan usia tidak membuat ia ingin “pensiun” dari hiruk pikuk perpolitikan. Semua orang baru dianggap “anak kemaren sore” yang tidak tahu menahu. Partai adalah milik pribadi dan semua keputusan mutlak dari dirinya. Politisi Pak Raden ini seakan-akan tokoh demokrasi, tapi sebetulnya dia adalah orang yang paling tidak demokratis. Bahkan Partai yang seharusnya pengusung demokrasi, justru sangat tidak demokratis.
(3) Politisi Pak Ogah. Peran Pak Ogah di film Si Unyil adalah peran antagonis yang paling tidak disukai karena selain pengangguran, berkepala botak, Pak Ogah adalah sosok yang suka minta-minta alias memalak. Politisi Pak Ogah adalah politisi yang menjadikan profesi atau jabatan yang disandangnya sebagai lahan mencari uang. Selain itu, Politisi Pak Ogah ini adalah orang yang tidak memiliki pekerjaan, sehingga daripada nganggur, maka ia berusaha keras menjadi Wakil Rakyat. Syukur-syukur kedepannya menjadi Kepala atau Wakil Kepala Daerah. Politisi jenis Pak Ogah ini adalah politisi yang paling banyak bertebaran di Indonesia. Ia adalah jenis politisi yang mengkhawatirkan, sebab tanpa kemampuan untuk membangun negeri, ia berusaha eksis dalam perpolitikan.
Dari 3 jenis Politisi Indonesia ini, kita bisa menyimpulkan bahwa Politisi Si Unyil berkarakter Playback, Politisi Pak Raden berkarakter Flashback dan Politisi Pak Ogah berkarakter Cashback. Saya yakin, 2024 tiga karakter ini tidak akan pernah pudar, justru semakin bersinar. Makanya saya bingung menjawab pertanyaan-pertanyaan banyak orang terhadap diri saya di tahun 2024 nanti. Oleh karenanya tidak ada jawaban yang pasti saya berikan selain menjawab dengan canda.
Sebab, seringkali saya ungkapkan, bukan jabatan apa yang disandang, profesi apa yang digeluti, tapi bagaimana kita bisa bermanfaat bagi lingkungan dan kepada orang lain. Itu yang terpenting. Mari berpikir menjadi manusia Indonesia yang eksis dalam suasana apapun dan cuaca yang bagaimana pun, tetap berbuat dan bermanfaat. Kan begitu?!
Salam Si Unyil! (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: