The Grand Seduction
Syahril Sahidir - CEO Babel Pos Grup--
Oleh: Syahril Sahidir - CEO Babel Pos Grup
THE Grand Seduction, adalah sebuah film produksi AS yang terkesan sangat sederhana. Terjadi di sebuah kota pelabuhan kecil. Sangat kecil bahkan untuk sebuah pelabuhan.
Pelabuhan kecil Tickle Cove yang diambang bangkrut. Warga yang hanya terdiri dari 120 orang hidup bergantung dari hasil tangkapan yang tak mencukupi. Sehingga bergantung pada biaya kesehatan dan biaya hidup dari pemerintah.
Terasa begitu hina dan rendah, memang.
Suatu hari, sebuah pabrik diisukan akan dibangun di pelabuhan tersebut. Namun, pihak pendiri pabrik mensyaratkan akan membangun pabrik di sana dengan syarat ada dokter yang siap tinggal dan dikontrak tetap di pelabuhan tersebut.
Suatu hari, masuklah Dr Paul Lewis (yang diperankan Kitsch) yang akan bekerja dulu selama 1 bulan di pelabuhan itu, lalu selanjutnya baru ia memutuskan akan meneken kontrak atau tidak.
Tokoh pelabuhan, Murray French (Gleeson) pun akhirnya mengerahkan seluruh warga pelabuhan yang hanya 120 orang agar membangun suasana yang bisa menyenangkan hati sang dokter setidaknya selama satu bulan itu. Sehingga apapun kesenangan dan hobi sang dokter menjadi hobi warga pelabuhan.
Sang dokter yang hobi olahraga kriket, mendadak semua warga desa pun jadi hobi olahraga kriket. Bahkan, untuk mengetahui apa kesenangan sang dokter, telepon sang dokter sengaja disadap, hingga warga pelabuhan jadi tahu apa hobi sang dokter, siapa kekasihnya, dan bagaimana kehidupan pribadi sang dokter, termasuk makanan apa kesenangan sang dokter.
Intinya, semua hal yang disukai dan tidak disukai sang dokter, dipelajari lalu dibuat suasana agar sang dokter menjadi betah.
Berhasil meyakinkan sang dokter, langkah berikutnya adalah meyakinkan pihak investor pabrik. Ternyata, pihak pabrik siap berdiri selain soal dokter, juga soal jumlah warga minimal 220 orang. Berarti kurang 100 orang lagi. Dimana mencarinya?
Mengakali ini, dibuatlah agar kota itu tampak ramai.
Saat pihak pabrik datang ke sebuah bar, terlihat semua warga memenuhi bar. Hingga terkesan warga berjumlah banyak.
Tak lama kemudian, pihak pabrik datang ke gereja, dan lagi-lagi terlihat warga yang banyak. Padahal, saat investor keluar dari bar tadi, justru warga yang di bar itulah berlarian ke gereja --lewat jalan belakang tentunya-- sehingga terlihat warga yang banyak. Pihak pabrik percaya bahwa jumlah warga desa itu lebih dari 220 orang.
Tak ada penambahan orang, kecuali mengakali. Itu intinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: