APKASINDO Perjuangan Petani Sawit untuk Dapatkan PSR

APKASINDO Perjuangan Petani Sawit untuk Dapatkan PSR

Pelantikan APKASINDO Babel.--

BABELPOS.ID, PANGKALPINANG - Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Perjuangan, Alpian Arahman mendorong para petani di Bangka Belitung (Babel) agar dapat mengambil bagian dari program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), termasuk program lainnya sarana prasarana (sapras) hingga pengembangan SDM pekebun. 

Hal itu ditekankan Alpian dalam pengukuhan dan pembukaan Focus Group Discussion (FGD) tentang percepatan realisasi PSR, Sapras dan pengembanganj SDM pekebun sawit untuk memperbaiki tata kelola kelapa sawit Indonesia berkelanjutan yang diselenggaraka AKPASINDO Perjuangan, Rabu (5/10) di Fox Haris Hotel Pangkalpinang. 

BACA JUGA:Alpian Kukuhkan Kepengurusan APKASINDO Perjuangan di Babel

Di Babel, target PSR dari pemerintah pusat seluas 3.300 Ha di tiga Kabupaten dan Kota. Namun realisasi baru 8 persen dengan rekomendasi teknisnya 1.126 Ha dengan penanaman 274 Ha. "Karena masih rendahnya realisasi PSR tersebut, maka perlu kita melakukan kegiatan FGD dengan tujuan supaya PSR, Sapras & SDM pekebun kelapa sawit bisa mengalami peningkatan secara signifikan," ujar Alpian. 

BACA JUGA:Pj. Gubernur Ridwan Yakini Bersama APKASINDO, Petani Sawit Babel Naik Kelas

Ia menambahkan, Program PSR di Babel yang sudah melakukan penanaman seluas 274 Ha dikalikan Rp30 juta per Ha, maka ada dana yang masuk dari BPDPKS sebesar Rp8.220.000.000 yang diperuntukan menggerakkan ekonomi di sektor perkebunan kelapa sawit khususnya di Babel. 

BACA JUGA:Kemenag Apresiasi Launching Wakaf Produktif dan Panen Raya Kelapa Sawit Desa Bedengung

"Dana ini tidak menggunakan APBN/APBD melainkan dari petani, oleh petani dan dikembalikan kepada petani, dengan proses bahwa setiap ekspor CPO itu negara memungut pungutan ekspor yang berlaku pada saat ini sebesar 200 USD/ton CPO, jika dirupiahkan sama dengan 3.000 rupiah/ton CPO dan TBS-nya kami menghitung dan menganalisa setiap 1 Kg TBS kita terkena pungut oleh kementerian keuangan sebesar Rp600/Kg. Nah dana PSR inilah yang di ambil dari program tersebut yang memungut kewajiban 200 USD/ton dan akhirnya akan dikembalikan ke petani melalui program PSR," paparnya. 

BACA JUGA:Atasi Sawit Murah, Dinas Pertanian Bateng Usulkan 31 Hektar Pengembangan Cabai dan Bawang

Alpian meyakini, sektor perkebunan berperan strategis dalam pemecahan agenda besar pembangunan ekonomi nasional, seperti membuka kesempatan kerja, penanggulangan kemiskinan, pembangunan daerah, peningkatan ekspor dan daya dorong tumbuhnya kegiatan ekonomi lokal pada sector terkait. 

BACA JUGA:TBS Sawit Anjlok Hingga Rp488 per Kilogram, DPRD Bateng Gelar Rapat Simpulkan 5 Solusi

Hanya saja, rendahnya produktifitas Kelapa Sawit rakyat menurut Alpian, disebabkan berbagai hal diantaranya budidaya kelapa sawit belum memenuhi GAP (GEP), tanaman rusak dan sudah tua, penggunaan bibit yang tidak unggul/bersertifikat, hingga mahalnya pupuk yang membuat para petani mengurangi dosis pupuk yang seharusnya diberikan atau bahkan tidak memupuk sama sekali karena tidak memiliki dana yang cukup. 

BACA JUGA:Anggota Dewan di Babel Ini Desak Negara Hadir Naikan Harga Sawit Petani

Oleh sebabnya, ia berharap dengan hadirnya program PSR, Sapras dan SDM yang didanai oleh BPDPKS Kementrian Pertanian RI untuk merangkul dan membantu petani kelapa sawit sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kemajuan sawit Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: