RD Turun Tinjau SPBU
--
BABELPOS.ID, PANGKALPINANG - Penjabat Gubernur Bangka Belitung (Babel), Ridwan Djamaluddin menyempatkan diri meninjau salah satu SPBU di kawasan Pangkalbalam Pangkalpinang pasca kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Senin (5/9) kemarin.
Saat meninjau, RD-begitu Ridwan dikenal sempat berbincang-bincang dengan pengawas SPBU. Beberapa hal ditanyakannya langsung berkenaan dengan situasi hingga ketersediaan BBM.
Kepada babelpos.id, RD menekankan agar setiap SPBU dapat tertib mendistribusikan BBM kepada masyarakat sesuai ketentuan yang berlaku tanpa ads penyelewengan. "Kalau yang melanggar ketentuan tetep akan kita pantau, dan akan kita arahkan (ke kepolisian). Intinya kita kendalikan," jelasnya.
BACA JUGA: Sambo Kirimkan Surat dari Penjara, Coba Selamatkan Dua Anak Buahnya
RD juga mengatakan saat ini situasi masih aman terkendali, belum ada gejolak di masyarakat terkait kenaikan harga BBM bersubsidi. "Yang penting tidak ada gejolak, kebijakan dapat di terima dan saya lihat ini sesuai ekspektasi kita, aman dan terkendali " Jelasnya
BACA JUGA: Polisi Tembak Polisi Terjadi Lagi, Aipda Karnain Tewas Ditembak di Depan Istri dan Anak
Ia juga menyatakan, untuk sementara waktu ketersediaan BBM bagi masyarakat tercukupi, baik itu di Pulau Bangka maupun Pulau Belitung. "Stok kita masih aman, Belitung akan kita cek untuk kesiapan G20," ujarnya
BACA JUGA: Ini Motif Aipda Rudi Suryanto Tembak Aipda Ahmad Karnaen
Diketahui berdasarkan pengumuman pemerintah, ada jenis BBM yang mengalami kenaikan harga yakni Pertalite Rp10.000 per liter, Solar subsidi Rp6.800 per liter dan Pertamax Rp14.500 per liter.
Sebelumnya di acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi (GNPI), RD menjelaskan kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi ini dampak dari perang Rusia Ukraina yang mengakibatkan harga minyak mentah dunia melambung tinggi. Asumsi APBN terhadap harga minyak mentah dunia sebesar 63 dolar AS /barel sekarang sudah mencapai rata-rata 105 dolar AS/barel, selisih harga ini akan membebani APBN dengan memberikan subsidi yang sangat besar.
BACA JUGA: AKBP Budi Warning Anggota, Jauhi Judi, Narkoba hingga Penyalahgunaan BBM
"Pemerintah telah menganggarkan Rp502,4 T untuk subsidi BBM yang terdiri dari subsidi energi sebesar Rp208 triliun dan kompensasi energi sebesar Rp293,5 triliun hingga pemerintah harus melakukan penyesuaian, jika tidak akan menggerus APBN untuk membiayai subsidi," paparnya.
Ia menambahkan, kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM yang selama ini disubsidi tidak ada pilihan karena memang gejolak harga minyak mentah dunia yang tidak bisa dihindari. Besaran kenaikan BBM ini masih di angka yang moderat artinya harga yang masih terjangkau oleh masyarakat sehingga inflasi dan daya beli masyarakat tetap bisa terjaga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: