Batin Tikal Pejuang Dari Kampung Gudang (Bagian Lima)

Batin Tikal Pejuang Dari Kampung Gudang (Bagian Lima)

Akhmad Elvian - Sejarawan dan Budayawan, Penerima Anugerah Kebudayaan--

Oleh: Dato’ Akhmad Elvian, DPMP - Sejarawan dan Budayawan , Penerima Anugerah Kebudayaan

DALAM laporan residen Bangka kepada Gubernur Jenderal Belanda di Batavia dalam surat tertanggal, ANRI, Muntok, 17 Februari 1851, Nomor A:400/A, sebagai berikut: 

“HET reterte aan mijne brieven dd: 7 en 8 Februarij 1851 No. 322/A en L + B, heb ik de eer Uwer Exellentie te berigten dat de arrestatien door den Majoor Militairen Kommandant bevolen van eenige aanhangers op verwouten van Awang en Boedjang Singkip, maar wensch zijn geslaagd. Onder de gearresteer den bevindt zich Hadjie Aboe Bakar de raadsman en vertrouwde ook van Amir. Hij is met zijn gezin en nog vele anderen door den Administrateur van Pangkalpinang Bleij gevangen genomen. ‘De Administrateur van Koba tijding otvangen hebbende, dat Awang en Boedjang Singkip in onderwerping wenschen te komen, dat hij bereid was zich onverzeld naar eene door hen op te geven plaats te begeven, aan met hen igesprekte treden. Zoowel door den Majoor Militairen Kommandant als door mij is die stap afgekeurd als onvoorzigtig en onberaden. De sluitelingen moeten zich opgenode af aangenade overgeven, doch geene voorwaarden bedingen, waartoe gesprekken aanleiding zouden geven. Hun is onder medegedeeld, dat zij zich bij den Majoor voornoemd in onderwerping komende even als alle anderen zullen worden aan genomen. Awang en Boedjang Singkip bevinden zich thans te Serdang (Sengijslan). Hunne bende moet veertig zielen sterk zijn, en 14 op 18 verwarpen bezitten. Bij die bende hebben zich gevogd de Batin Tikel /reperte missive 8 Februarij LB/ een van Soengijslan weggeloopen oppasser en zekere Hadjie Taijp. Laatst geinveerde is met den Hoofd Djaksa in brief wisseling betreffende de anderwerping der bende/ Mogt die geeneplaats vinden, dan zullen onderscheidene maat regelen, reeds door mij met den Majoor Militairen Kommandant bespreken moeten genomen worden en zal nog eenigen tijd verloopen voor dat de anlusten geheel ten einde zijn gebragd. Heb totaal gennis aan detail kaarten van her perwissangsche zou de operatien zeer bemoeipelijken. Het daar stellen van Kampongs aan en nabij de groote wegen is reeds belangrijk gevarderd. Door zooweel dit onder militaire toezigt geschiedt zal heb tegen ultima dezer volbragt zijn. Ook heb inleveren der daar mij opgeeischte onderwarpens in handelinge di stricten vindt zonder moeijelijkhedenplaats. Als stoomadvies vaarting Sipannds waaraan de dienst thans kunnen worden ontburd, vertrekt op morgen naar Batavia. 

Maksud surat ini menjelaskan tentang: “Mengacu pada surat saya tertanggal 7 dan 8 Februari 1851 Nomor 322/A dan La. B, dengan ini kami kabarkan kepada Anda yang terhormat, bahwa keinginan penangkapan oleh Komandan lapangan Mayor Militer atas beberapa pengikut dan keluarga Awang dan Bujang Singkep berhasil. Dalam penangkapan itu didapati Haji Abu Bakar, orang kepercayaan dan penasehat Amir. Ia dan keluarganya dan masih banyak yang lain. Oleh Administratur Pangkalpinang yang bernama Bley, mereka dipenjara. Administratur Koba mendapat kabar bahwa Awang dan Bujang Singkep, ingin datang untuk penyerahan diri (menyerah), diberitahukan bahwa ia telah bersedia. Dengan tidak menyerah, ia pergi ke tempat-tempat untuk mengobarkan semangat. Baik oleh komandan mayor militer maupun oleh saya, tidak membenarkan bertindak tidak berhati-hati maupun gegabah. Pemberontak harus menyerah, diampuni maupun tidak diampuni, namun tidak melalui perundingan, meskipun akan diberi kesempatan untuk berbicara. Mereka lalu diberitahu, bahwa oleh komandan mayor tersebut di atas, bahwa mereka semuanya diterima untuk datang menyerahkan diri. Awang dan Bujang Singkip, didapati sekarang di Serdang (Sungaiselan). Perusuh itu berkekuatan 40 orang, 17 atau 18 bersenjata. Perusuh itu adalah pengikut Batin Tikal (mengacu pada surat 8 Februari 1851 Nomor 25 B). Satu orang melarikan diri, penjaga Sungaiselan dan Haji Tayib. Bagi nama yang terakhir, dirinya mendapat kiriman surat dari Jaksa kepala mengenai perusuh yang menyerahkan diri. Tidak ada yang belum diketahui oleh saya dan komandan mayor militer. Hal itu sudah dibicarakan dan beberapa waktu yang bergulir kemudian menunjukkan pemberontakan sudah berakhir. Kemudian, ditempatkan tentara di kampung-kampung dan di jalan-jalan besar. Sejauh ini, tempat-tempat itu berada dalam pengawasan militer. Kapal api “Tjipanas” yang sedang berlayar, pagi ini berangkat ke Batavia. Dalam surat ini secara tegas bahwa Batin Tikal kembali memberontak kepada Belanda dan beberapa panglima perang pengikut Depati Amir seperti Awang dan Bujang Singkip telah bergabung dan menjadi pengikut Batin Tikal dalam berperang melawan Belanda.

Dalam surat yang dikirimkan oleh komandan tentara ekspedisi militer di Banka (surat ditulis oleh Ajudan Letnan Satu Van Harreveld), kepada Jenderal ekspedisi komandan tentara Hindia Belanda, tertanggal, ANRI, Sungaiselan 25 Februari 1851, Nomor La. A/35, sebagai laporan mengenai keadaan di Banka, dan sebagai kelanjutan dari surat tanggal 4 Februari 1851, Nomor La. A/31, dinyatakan, bahwa berdasarkan pemeriksaan oleh jaksa terhadap pengikut Depati Amir yang tertangkap dan menyerahkan diri serta setelah mendengar kesaksian mereka, ternyata diketahui, bahwa Batin Tikal selama hampir Tiga bulan telah memberikan tempat perlindungan dan makan kepada para pemberontak, dan Ia selalu menjalin hubungan dengan para penjahat (pemberontak pengikut Amir) dikala malam tiba. 

Awang, Oemar dan Boedjang Singkip para pemimpin utama dan puluhan pengikut setia sisa pemberontakan Amir yang terus melakukan perlawanan terhadap Belanda bergabung dan tinggal dengan Batin Tikal di Penyampar (dekat muara Balar atau sungai Balar). Dalam laporan Belanda dinyatakan: ...Op den 9e onwing ik berigt van den Administrateur van Koba, dat Awang en Boedjang Singkip met een 40 sal volgelingen (waaronder vrouwen en kinderen zich in het Penjamparsche by den Batin Tiekal ophielden; achtien van hen waren gewapend). Een spion had hen in de kampong Serdam ontmoet en met hen gesproken de hoofden der muitelingen hadden hen te komen gegeven, bereid te zijn zich met hun gevolg aan heb gouvernement te onderwerpen. Maksudnya: ...Pada tanggal 9 Februari 1851, saya (komandan tentara ekspedisi militer Belanda) mendapat kabar dari administratur distrik dari Koba, bahwa Awang dan Boedjang Singkip dengan sejumlah 40 pengikut (termasuk wanita dan anak-anak), mereka ada di Penyampar pada Batin Tikal. Seorang spion kami di kampung Serdam (mungkin Serdang) berjumpa dan berbicara dengan mereka. Kepala pemberontak (Awang dan Boedjang Singkip) telah memberitahukan kepadanya, mereka siap dengan pengikutnya menyerahkan diri kepada pemerintah (***/bersambung).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: