Dua Kartini PLN ULTG Bangka Siap Terangi Babel

Dua Kartini PLN ULTG Bangka Siap Terangi Babel

PANGKALPINANG - Peran perempuan di dunia kerja tak mengenal batasan bidang. Salah satunya sektor kelistrikan. Kini banyak perempuan terutama generasi milenial yang mulai berani berkecimpung di dunia kelistrikan. Bila dulu, Kartini identik dengan perjuangan emansipasi wanita di zaman kolonial. Namun di era milenial ini, telah banyak Kartini-kartini baru di Indonesia yang menjadi agen perubahan. Tak terkecuali di Provinsi Bangka Belitung. Seperti halnya di PT PLN Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk (ULTG) Air Anyir Kabupaten Bangka. Dari 29 pegawai yang ada, dua diantaranya merupakan wanita. Keduanya memegang peranan penting dalam kelistrikan di Bangka Belitung khususnya di wilayah Pulau Bangka. Kedua wanita itu yakni Septinawati Siregar (26) dan Sarah Mutia Nanda (22). Saat ditemui Babel Pos di ULTG Air Anyir Kabupaten Bangka, Rabu (21/4/2021), kedua wanita berparas cantik itu tampak sibuk mengawasi sistem kelistrikan agar listrik di wilayah Pulau Bangka tetap menyala. Bahkan keduanya terlihat tak memiliki rasa takut saat memasuki area gardu induk yang bertegangan tinggi 150 KV. \"Saya baru satu tahun bekerja di sini (ULTG Air Anyir-red). Saya memilih kerja di PLN, karena menurut saya, fashion saya ada di sini. Dan memang saya ingin berkarya di PLN, membantu menerangi seluruh Indonesia ini khususnya Pulau Bangka,\" ujar Septinawati Siregar kepada harian ini usai mengontrol sistem kelistrikan di ruang panel. Sebagai seorang wanita, Septinawati Siregar yang biasa disapa Septi ini mengaku pekerjaan yang dilakoninya terbilang cukup berat. Bahkan dia juga menyadari pekerjaannya itu memiliki resiko tinggi. Meski begitu, hingga kini dia mengaku sangat menikmati pekerjaannya tersebut. \"Ini memang bidang saya, dulu saat kuliah saya memang mengambil jurusan tekhnik elektro. Makanya, saat lulus kuliah, saya melamar di PLN, karena tertarik di bidang ini,\" tutur Septi. \"Alhamdulillah sampai saat ini, saya belum ada mengalami hal-hal atau kejadian yang bisa membuat saya trauma terhadap listrik,\" tambahnya. Menurut Septi, pada dasarnya semua pekerjaan sama dan memiliki resiko tersendiri. Namun bekerja sesuai bidang yang dimiliki merupakan tantangan tersendiri baginya. \"Seperti saya lakukan sekarang, saya bekerja di panel. Dan ini saya ingin buktikan bahwa perempuan juga bisa mengerjakan apa yang dikerjakan laki-laki. Tentunya, ada kebanggaan tersendiri bagi saya ketika saat perbaikan kelistrikan dan saya turut andil menghidupkan kembali listrik tersebut, sehingga masyarakat bisa kembali menikmati listrik itu,\" kata Septi. Lebih lanjut diceritakan Septi, di ruang panel, dirinya bertugas mengecek nilai tegangan dan nilai arus listrik. Kemudian dirinya bersama pegawai lainnya melakukan monitoring. \"Insyaallah selama kita melakukannya sesuai SOP, semuanya aman. Dan di Hari Kartini ini, saya ingin mengucapkan selamat hari Kartini, karena sosok beliau adalah pelopor bagi perempuan. Semangat terus kartini-kartini yang ada si Indonesia, PLN jaya, wanita berkarya,\" tuturnya. Senada dengan Septi, Sarah Mutia Nanda juga mengungkapkan hal yang sama. Gadis manis berkulit sawo matang ini juga baru satu tahun bekerja di ULTG Bangka. Meski di tempat kerjanya dominan pegawai laki-laki, namun Sarah Mutia Nanda yang akrab dipanggil Nanda itu tak merasa canggung. Sebab, pekerjaan yang dilakukan pegawai laki-laki, dirinya juga bisa mengerjakannya. \"Jadi pekerjaan disini tidak ada bedanya antara laki-laki dan perempuan. Dan saya bersyukur, semua pegawainya kompak,\" tutur lulusan tekhnik elektrono Unsri Palembang itu. Bagi Nanda, bergelut dengan tegangan tinggi setiap harinya sudah menjadi hal yang biasa. Yang jelas, katanya, dalam bekerja harus safety sesuai SOP yang ada. \"Dan sebelum memulai pekerjaan, kita harus tahu dulu teori-teorinya. Kita harus tahu apa yang kita lakukan, biar kita terpantau, sehingga apa yang kita lakukan tidak salah,\" tegasnya. Karena itu, Nanda mengaku memiliki kebanggaan tersendiri bekerja di PLN terutama di bagian sistem Supervisory, Control and Data Aqcuisition (SCADA) yang merupakan teknologi dengan menggabungkan fungsi pengawasan, pengendalian dan pemerolehan atau pengambilan data jarak jauh yang terpusat pada suatu tempat. \"Misalnya ada gangguan, kita bisa langsung monitoring lewat SCADA yang ada di ruang control center, tanpa harus ke lapangan. Tapi kalau ada pekerjaan yang lebih berat, kita harus ke lapangan. Jadi dengan pekerjaan ini, kita juga bisa kayak laki-laki yang tangguh seperti Ibu Kartini, sehingga kita para wanita juga tak bisa diremehkan,\" tukas Nanda sembari menyebut bahwa dirinya siap membantu PLN untuk menerangi Babel.(pas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: