Awas! Covid-19 Gelombang II! Jokowi Tegaskan 15 Provinsi Hati-hati!

Awas! Covid-19 Gelombang II! Jokowi Tegaskan 15 Provinsi Hati-hati!

*Negeri Jiran Sudah Menyatakan Lockdown -- *Menkes Tegaskan 26 Mutasi Baru Masuk Indonesia -- SEMUA pihak diminta waspada terhadap gelombang kedua dan ketiga penularan COVID-19. Beberapa negara tetangga bahkan sudah menyatakan lockdown. Seperti Malaysia dan Singapura. Ini terjadi karena kurangnya disiplin protokol kesehatan (Prokes). --------------------- \"KITA harus memiliki ketahanan, memiliki endurance. Karena tidak mungkin selesai dalam waktu sebulan dua bulan. Hati-hati gelombang kedua, gelombang ketiga. Negara-negara tetangga juga sudah mulai melonjak drastis. Malaysia, sudah lockdown sampai Juni. Singapura, juga sudah lockdown sejak Mei dan semakin ketat pada minggu-minggu lalu,\" tegas Presiden Joko Widodo saat menyampaikan arahan kepada kepala daerah se-Indonesia melalui akun YouTube Sekretariat Presiden, di Jakarta, Selasa (18/5). Jokowi menyampaikan data 15 provinsi yang mengalami kenaikan kasus COVID-19. DKI Jakarta dan Sumatera Utara menjadi dua provinsi di antaranya. \"Lima belas provinsi mengalami kenaikan. Ini hati-hati. Sekarang kita terbuka saja. Hati-hati Aceh, hati-hati Sumbar. Hati-hati Riau. Hati-hati Jambi, hati-hati DKI Jakarta, hati-hati Maluku, hati-hati Banten, hati-hati NTB, hati-hati Maluku Utara, hati-hati Kalteng, hati-hati Sulteng, hati-hati Sulteng, hati-hati Sulsel, hati-hati Gorontalo. Kelihatan grafiknya, kurvanya semuanya kelihatan. Sekarang ditandai merah dan hijau. Sebagian ada di Sumatera, dan ada di Jawa dan juga di Sulawesi dan Kalimantan,\" papar Jokowi. Jokowi juga menyampaikan kasus COVID-19 mingguan di Sumatera. Ada beberapa provinsi yang mengalami kenaikan dan ada juga yang mengalami penurunan. Namun, masih di angka yang cukup tinggi. \"Yang turunnya drastis hanya di Bengkulu. Sehingga diberi tanda hijau. Bukan zona hijau. Tetapi turunnya tren mingguannya kelihatan. Hati-hati Riau, Kepri naik belum turun. Hati-hati. Lampung tinggi tapi sudah menurun. Tetapi juga hati-hati,\" tutupnya. 26 Mutasi Sudah Masuk Sementara itu, 3 dari empat mutasi atau varian virus Corona yang diwaspadai dunia telah masuk Indonesia. Masyarakat diminta waspada karena dikhawatirkan kasus positif COVID-19 bisa meledak di Indonesia. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengimbau agar seluruh lapisan masyarakat waspada dan tertib menjalankan protokol kesehatan. Diungkapkannya, saat ini sejumlah negara selain India mengalami lonjakan COVID-19 usai masuknya mutasi baru di wilayah tersebut. \"India naik, Thailand naik, Singapura naik, negara Eropa semua naik karena ada mutasi baru. Mutasi baru itu dari empat yang bahaya, tiga sudah masuk Indonesia, (varian B117 asal Inggris, B1617 asal India, dan B1351 asal Afrika Selatan),\" tegasnya dalam siaran persnya, Selasa (18/5). Diungkapkannya ada 26 kasus dari tiga varian tersebut yang telah teridentifikasi di sejumlah daerah. \"Yang masuk Indonesia sudah ada 26 yang sudah teridentifikasi,\" lanjutnya. Dijelaskannya, varian baru Corona hampir tersebar ke seluruh wilayah Indonesia. Di Jawa Barat sudah ada dua kasus baru varian Corona yang berasal dari pekerja migran Indonesia. \"Di Jabar ada 2 di daerah Karawang itu dari middle east datang dari pekerja migran Indonesia dari Malaysia dari Saudi Arabia,\" ungkapnya. Disebutkannya, penularan kasus mutasi baru Corona diyakini sangat tinggi. Sebagai bukti, kasus mutasi COVID-19 sejauh ini terus mengalami peningkatan. \"Kecepatan penularannya tinggi itu kita mesti hati-hati, dari minggu lalu 16 naik jadi 26,\" bebernya. Bukan mustahil akan terjadi ledakan kasus COVID-19, seperti yang terjadi di sejumlah negara lainnya. Karenanya, dia mendesak pemerintah daerah untuk segera melakukan testing dan tracing seagresif mungkin. Sedangkan masyarakat, diminta untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dan tak mengabaikan risiko varian baru yang mungkin saja sudah menyebar lebih jauh tetapi belum terdeteksi. \"Untuk dinas kesehatan testing dan tremacingnya harus banyak. Itu kasus Corona bisa meledak. Kita perlu agresif testing supaya tahu dia di mana (mutasi Corona baru),\" tutupnya.(rh/gw/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: