Dikira Bantuan Rp10 Juta, Ternyata Pinjaman, Petani Jahe Merah di Berok Risau

Dikira Bantuan Rp10 Juta, Ternyata Pinjaman, Petani Jahe Merah di Berok Risau

*Bibit Tak Kunjung Datang -- *Kepala Bank Sumselbabel dan Dirut PT. Sumber Rempah Makmur Angkat Bicara -- KOBA - Petani Jahe Merah Kelurahan Berok, Kabupaten Bangka Tengah mengeluhkan bibit jahe merah yang tidak kunjung datang, sedangkan media tanam berupa polibek yang berisi tanah sudah lama datang. Susan salah satu warga Kelurahan Berok, Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah meminta pihak Bank Sumselbabel Cabang Koba memberikan uang pinjaman modal usaha melalui Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) utuh berupa uang sebesar Rp.10 juta, bukan sekedar polibek berisikan tanah yang saat ini sudah ditumbuhi rerumputan. \"Saya ingin sampaikan ke pihak terkait, program jahe merah yang melibatkan masyarakat dengan Bank Sumselbabel melalui pinjaman KUR sebesar Rp.10 juta tersebut hanya menerima polibek berisikan tanah dan sekarang tumbuh rerumputan bukan jahe merah,\" ujar Susan, Kamis (22/7/2021). Susan mengaku awalnya mengetahui bahwa program jahe merah ini bersifat bantuan kepada kelompok masyarakat, bukan pinjaman modal usaha jahe merah. \"Kalau dari awal tahunya kami minjam uang ke Bank Sumselbabel, lalu disuruh tanam jahe merah tanpa melihat uang sebesar Rp.10 juta utuh, mungkin dari awal kami tidak mau ikut berpartisipasi, karena kami juga tidak tahu, prospek jahe merah ini seperti apa ke depan. Terus uang yang kami pinjam dengan hasil yang didapat nanti sebanding atau tidak, kami tidak tahu, karena kami ini mayoritas ibu rumah tangga bukan petani,\" ujar Susan. Susan mengaku kesal, bulan Mei 2021 kemarin, dirinya disuruh tanda tangan Akad atau perjanjian oleh pihak Bank Sumselbabel, tapi ia tidak membaca Akad itu, karena kata pihak Sumselbabel Koba sudah dijelaskan sebelumnya. \"Sementara saya kurang jelas, seandainya kegiatan tanam jahe merah ini gagal panen ke depan, lalu siapa yang akan membayar pinjaman modal Rp.10 juta dengan pengembalian uang Rp.10.600.000 satu tahun kemudian,\" tuturnya. Mengingat bibit jahe merah yang tak kunjung datang, ia meminta pihak Bank Sumselbabel Koba memberikan modal usaha sebesar Rp.10 juta itu utuh dalam bentuk uang, lalu silakan angkat polibek berisikan tanah di halaman rumahnya. \"Kalau kami ujung-ujungnya bertanggung jawab atas pinjaman ini. Ya, kami minta uang kami utuh Rp.10 juta. Terserah kami mau beli jahe merah, atau kembangkan usaha lainnya, karena kami yang bertanggung jawab, akibat kegiatan ini juga kami tidak bisa meminjam modal usaha ke Bank lain,\" tuturnya. Susan mengaku tidak sendiri, ada beberapa orang komplain terkait program jahe merah ini. Ia pun sempat mendatangi pihak lainnya yang ditunjuk melaksanakan program jahe merah ini, namun orang tersebut beralamatkan di Kelurahan Berok tidak bisa ditemui. \"Terus terang saya ingin tanya langsung ke pihak terkait lainnya selain Bank Sumselbabel, tapi belum ketemu-ketemu,\" ungkap Susan. Susan pun menegaskan nama suami dan dirinya ingin dihapuskan dari pinjaman modal usaha di Bank Sumselbabel, karena ia hendak meminjam modal usaha ke Bank lain. \"Kembalikan nama kami sebagai orang yang tidak meminjam uang ke Bank. Hapus dari BI Checking, kami minta Bank Sumselbabel bertanggung jawab,\" tandasnya. Sementara itu, Kepala Cabang Bank Sumsel Babel Koba, Muslimin berterimakasih atas informasinya. Beliau pun akan segera mengkroskek ke Ofteker jahe merah. \"Nanti kita konfirmasi dengan ofteker jahe, dan saya tanya ke bagian Kredit Bank Sumselbabel,\" terang Muslimin via chat. Muslimin juga meminta warga tersebut datang ke Bank Sumselbabel Koba. \"Silakan suruh datang yang bersangkutan, diselesaikan permasalahannya. Nanti kami sampaikan juga ke Offteker jahe merah,\" ujar Muslimin. Sementara itu, ketika ditanya perihal jika program jahe merah yang dikelola warga gagal, apakah para petani ini masih diwajibkan untuk tetap membayar pinjaman Rp10 juta tersebut atau tidak, beliau meminta untuk datang ke kantor saja. \"Ke kantor saja untuk penjelasan lebih lanjut,\" tuturnya. Di tempat lain, Agus Supriyono selaku Dirut PT. Sumber Rempah Makmur mengaku bibit sudah tersedia, namun jadwal pengiriman bibit memang disesuaikan dengan kesiapan media tanam. \"Bibit sudah tersedia, memang jadwal kirim bibit disesuiksn kesiapan media tanam dan bibit kita besarkan di pusat pembibitan Air Mesu dan sekarang sudah dijadwalkan pengiriman, karena bibit dan media sudah siap,\" jelas Agus. Sementara itu, menurut Agus jika ada polibek yang rusak, pihaknya siap mengganti dengan yang baru. \"Sudah diinfokan melalui koordinotor dan jika ada polibek yang rusak kami akan ganti juga dan koordinator petani sudah kami undang ke lokasi pembibitan di Air Mesu setiap bulan, di mana pertemuan tersebut rutin kami adakan,\" ungkapnya. \"Jadwalnya Minggu ini kami sudah mengirim bibit ke petani,\" tambahnya. Beliau pun berharap Masyarakat dapat bersabar dan berharap program ini dapat berhasil. \"Saya berharap masyarakat dapat bersabar dalam pengiriman bibit ini dan semoga program jahe merah dapat sukses serta berhasil, sehingga perekonomian masyarakat Bangka Tengah semakin baik,\" harapnya. (sak/ynd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: