Politik itu...
\\\'\\\'BAHWA pendidikan politik itu bukan hanya didapat di bangku sekolah/kuliah, tapi juga ada kewajiban partai politik untuk memberikan pencerahan dan pemahaman soal politik...\\\'\\\' Oleh: Syahril Sahidir - CEO Babel Pos Grup -- PERNYATAAN itu dikemukakan Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Didit Srigusjaya dalam hajatan DPD PDI Perjuangan Babel yang mengundang ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan organisasi yang ada di daerah ini. \\\'\\\'Partai Politik jangan hanya ada saat Pilkada atau saat Pemilu saja. Tapi Partai Politik itu harus ada dan selalu ada untuk masyarakat dan untuk mahasiswa,\\\'\\\' tegas Didit. *** PENULIS bukan menyoroti PDI Perjuangan-nya, tapi lebih menyoroti apa yang digelar partai politik dengan menghadirkan kalangan mahasiswanya itu. Dan itu layak menjadi catatan tersendiri. Dengan hajatan itu, Moncong Putih seolah ingin menyatakan, partai politik bukan hanya menjadi mesin pendulang suara ketika Pilkada atau Pemilu saja, tapi lebih dari itu harus mampu menanamkan pemahanan ke generasi muda khususnya kalangan mahasiswa, soal apa itu politik, dan apa itu partai politik. Jangan jadikan mahasiswa dan generasi muda menjadi asing dan terasing dengan partai politik. Jika memang mahasiswa seperti ada sekat dan jarak dengan partai politik, maka kewajiban partai politiklah membuang sekat dan menghapus jarak itu. Partai politik dan dunia kampus mahasiswa jangan bak menjadi menara gading. Semua seperti asyik sendiri, padahal persoalan bangsa adalah menjadi tanggungjawab bersama. *** BAGAIMANAPUN, generasi mahasiswa sekarang sudah jauh berbeda dengan angkatan-angkatan sebelumnya. Dunia digital sudah seperti membelenggu mereka seolah sudah membentuk dunianya sendiri. Dunia digital --dengan caranya-- sudah begitu luas memberi ruang dan pemahaman pada generasi muda akan dunia luar, yang berakibat seolah mereka tak perlu lagi menggauli realitas yang ada. Dalam dunia digital, mahasiswa begitu gampang dan tahu apa itu politik, apa itu partai, apa itu arti bermasyarakat, apa itu ilmu pengetahuan, apa itu Pilkada, apa itu Pemilu, apa itu Pemilihan Legislatif, dan apa itu dunia luar. Akibat dari kondisi ini pula akhirnya generasi muda terjebak dalam dunia digital yang seperti membelenggu dan membentuk menara gading-nya sendiri. Jika kondisi ini dibiarkan, maka akibatnya bisa patal, karena generasi muda akhirnya terjebak dalam dunia yang dibentuknya sendiri yang kadang fakta dan kenyataan justru jauh berbeda dengan kondisi yang didapat secara digital. *** PARTAI politik punya kewajiban dan keharusan memberikan pemahaman ke generasi muda, bahwa politik itu tak cukup hanya digital. Politik itu tak cukup jika hanya \\\'berguru\\\' pada internet. Tapi politik itu dunia yang sangat luas, yang bila salah dalam memahami justru terasa menjadi sempit. Jika kondisi yang ada sekarang ini terus dibiarkan, dalam artian, mahasiswa dan generasi muda dibiarkan dalam dunianya, lalu Partai Politik juga hanyut dalam kesibukannya sendiri, maka muncullah generasi yang merasa hebat sendiri. Haruskah kita melihat kejadian.... \\\'Berbisik si pekak dengan si tuli, tertawa si buat melihatnya... ***
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: