Jangan Pecahkan Periuk di Dapur?
PILKADA dan Pemilu hingga saat ini hampir dipastikan digelar tahun 2024. Namun bau asapnya sudah tercium dari sekarang, meski api-nya masih sangat jauh. --------------------- Oleh: Syahril Sahidir - CEO Babel Pos grup -- DAN yang selalu diungkapkan bahwa di Bangka Belitung bagi para Kepala Daerah yang habis jabatan tahun 2022-2023, akan terjadi kekosongan kepala daerah definif yang akan diisi oleh Pejabat Kepala Daerah. Dan artinya lagi, Pilgub, Pilwako, serta Pilbup --seluruh Kabupaten--, plus Pilpres dan Pileg --DPR RI, DPD, serta Pileg DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota digelar serentak di tahun yang sama. Dan ini artinya secara aturan, akan ada daerah-daerah yang memiliki Pejabat Sementara (Pjs) dalam jangka waktu cukup lama 1-2 tahun --ini terjadi seperti Gubernur Babel yang habis masa jabatan 2022, juga untuk Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka, dan Kabupaten Belitung yang habis masa jabatan 2023--. Dan itu secara politis, saat gelar Pilkada Gubernur/Wakil Gubernur Babel serta Pilwako/Pilwawako, juga Pilkada Bupati/Wakil Bupati daerah itu nantinya tanpa ada istilah incumbent. Lebih tegas lagi, Gubernur/Wakil Gubernur, Walikota/Wakil Walikota, juga Bupati/Wakil Bupati \\\'istirahat dulu dari kekuasaan\\\', dan semua calon berikutnya di tahun 2024 itu sama-sama mulai dari awal. Kecuali tentunya untuk Bangka Selatan, Bangka Tengah, Bangka Barat, dan Belitung Timur. *** TAHUN 2024 memang akan jadi tahun politik. Masyarakat negeri ini akan sibuk ---mau tidak mau, ikut tidak ikut-- harus mau dan harus ikut berpolitik. Setidaknya nanti dalam urusan bagi-bagi sembako dan cindera mata \\\'politik\\\' dari para peminat kursi politik. Akan rame memang, \\\'jadi kaum yang merugi\\\' kalau tidak ikut serta\\\' ha ha.... Agar masyarakat tidak mual, tidak capek, tidak bosan berpolitik, maka disarankan berpolitiklah seadanya, seperlunya, atau berpolitiklah \\\'bila ada\\\' anu-nya atau bila ada \\\'perlunya\\\'. *** Lalu, bagaimana dengan para kepala daerah yang sekarang? Khususnya di Babel? Satu hal yang perlu diingat adalah, meskipun para kepala daerah --khususnya Provinsi Babel, Pangkalpinang, Bangka, dan Belitung-- akan ada kekosongan incumbent --karena jabatan habis di tahun 2022 dan 2023--, namun selaku kepala daerah definitif terakhir, posisi tawar mereka tentu akan lebih tinggi dibanding para calon yang lain nantinya. Erzaldi - Fatah tentu tetap akan bernilai tinggi dibanding kandidat lain untuk Gubernur-Wakil Gubernur Babel. Hal yang bisa melemahkan adalah 3 kemungkinan. Yaitu: 1) Munculnya kandidat wajah baru yang mumpuni, dikenal dan mengenal masyarakat serta kondisi Babel serta mampu mengalah popularitas dan elektabilitas keduanya. 2) Pasangan Erzaldi - Fatah masing-masing maju sebagai kandidat Gubernur. 3) Persoalan hukum yang menempatkan mereka pada posisi yang memang tidak diperboleh maju secara aturan. Bagaimana dengan isu yang berkembang, bahwa keduanya akan berat nantinya? Itu salah satu pola untuk melemahkan, namun dalam politik kadang isu seperti ini justru menjadi menguatkan. Isu seperti ini kadang hanya muncul di kalangan elite, tapi tak mempengaruhi arus akar rumput. Kondisi yang sama juga terjadi di Pangkalpinang. Pasangan Molen - Sopian tentu akan masih sangat dipehitungkan. Namun kendalanya, pasangan ini tak mungkin lagi maju berpasangan. Karena M Sopian sudah dua periode menjadi Wakil Walikota, sehingga jika tetap akan bertarung, tak ada pilihan selain menjadi kandidat calon Walikota. Molen tentu masih akan berkibar untuk di Pangkalpinang, namun jika berhadapan dengan M Sopian, tentu akan menjadi tantangan tersendiri nantinya. Apakah Molen akan bertarung ke Provinsi? Ini masih teka-teki. Begitu juga dengan Kabupaten Bangka. Pasangan Mulya -- Mulkan - Syahbudin--, jika pasangan ini kembali bergandengan tangan bertarung di Kabupaten Bangka, tentu akan menjadi kadidat yang cukup mumpuni. Karena selama ini yang kerap terjadi adalah saat Pilkada berikutnya, pasangan yang semula bersatu, \\\'pecah periuk di atas dapur\\\' saat bertarung di periode kedua. Akibatnya pasangan yang semula saling menguatkan, malah kini jadi saling melemahkan, maklum \\\'rahasia dapur\\\' sudah keburu centang perenang diketahui orang. Tapi, nanti dulu. Jangan-jangan Mulkan akan bertarung di Provinsi? Lagi lagi ini masih teka-teki. Nah, untuk teka-teki ini jawabnya mungkin ada di PDI Perjuangan.... ha ha.... Bagaimana dengan Belitung? Isyhak Meirobi tentu akan melenggang, karena Bupati Sahani Saleh sudah 2 periode. Namun, posisi Sanem --panggilan akrab Sahani Saleh-- akan sangat menentukan kekuatan Isyak. Jika Sanem mengarahkan dukungan ke Isyak, tentu kekuatan lebih akan didapat. Tapi jika sebaliknya, itu tentu akan melemahkan. Hal yang cukup menarik, Sanem belum diketahui akan kemana sehabis jabatan Bupati ini? Bagaimana dengan Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan, dan Belitung Timur? Untuk 4 Kabupaten ini memang ada incumbent. Sekali lagi, kekuatan incumbent, jika tidak \\\'pecah periuk di atas dapur\\\', itulah kekuatan yang nyata. Tapi kalau pecah, maklumlah \\\'rahasia dapur\\\' terbongkar sudah. Dalam politik kadang: Gajah Berperang Sama Gajah, Pelanduk Jadi Raja....***
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: