Varian Delta AY.4.2 Ditemukan di Malaysia, Pemerintah Indonesia Siaga
HINGGA saat ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) belum mendeteksi adanya varian Delta AY.4.2 di Indonesia. Meski begitu, semua pihak diminta tetap waspada. Terlebihada kasus yang sudah ditemukan di Malaysia. ------------- \"PERKEMBANGAN deteksi varian AY.4.2 sudah sampai di Malaysia. Tetapi belum atau tidak terdeteksi di Indonesia sampai sekarang,\" ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Senin (8/11). Menurutnya, pemerintah akan bergerak cepat dalam menahan masuknya virus tersebut. Caranya memperketat seluruh pintu kedatangan dari luar negeri. Terlebih lagi banyak warga negara Indonesia yang melakukan perjalanan pulang pergi dari dan ke Malaysia. Upaya mitigasi harus cepat dilakukan. \"Ini nanti kita tingkatkan penjagaannya. Agar jangan sampai potensi varian ini masuk ke Indonesia,\" jelasnya. Di sisi lain, pemerintah juga terus melakukan pemeriksaan whole genome sequencing untuk mendeteksi berbagai mutasi virus SARS-CoV-2. Termasuk subvarian Delta. Saat ini, lanjutnya, Kemenkes sudah mampu melakukan 1.500-1.800 tes genome sequencing per bulan. Dari tes tersebut, belum ditemukan subvarian Delta di Indonesia. \"Namun, kita harus tetap waspada dan tidak boleh lengah. Karena itu, pemerintah tidak bosan-bosan mengingatkan disiplin protokol kesehatan,\" paparnya. Seperti diketahui, Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM) mengumumkan penemuan dua kasus pertama COVID-19 subvarian Delta AY.4.2 di Malaysia. Ini adalah kasus impor mahasiswa yang baru pulang dari Inggris.
Ada Tren naik 34 Provinsi
Sementara itu, ada tren kenaikan kasus COVID-19 di sejumlah daerah di Indonesia. Khususnya di 43 kabupaten/kota di wilayah Jawa-Bali. Termasuk Ibu Kota DKI Jakarta \"Terdapat tren kenaikan kasus di Jawa Bali, utamanya terjadi pada 43 kabupaten/kota dari 128 kabupaten/kota atau 33,6 persen dalam tujuh hari terakhir. Di Jakarta, barat, timur, selatan, hampir semua trennya naik. Kita semua harus hati-hati,\" ujar Menko Kemaritiman dan Investasi sekaligus Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan di Jakarta, Senin (8/11). Pihaknya akan segera mengumpulkan 43 kabupaten/kota di Jawa-Bali tersebut untuk melakukan identifikasi intervensi demi menahan tren kenaikan. Meski begitu, penerapan PPKM yang terus dilakukan dan dievaluasi oleh pemerintah tiap minggunya telah memberikan dampak yang terkendali dan terus membaik. Luhut menyebut kasus konfirmasi di Jawa-Bali terus mengalami penurunan dari puncaknya hingga mencapai 99 persen. Selain itu, angka reproduksi (Rt) Indonesia dan Jawa Bali juga masih berada di bawah 1. Hal ini mengindikasikan terkendalinya pandemi COVID-19. \"Rt di Jawa tetap pada angka 0,93. Sementara di Bali pada angka 0,97. Kita lihat Bali juga semakin membaik,\" urainya. Luhut menyampaikan arahan Presiden Joko Widodo. Menurutnya, Kepala Negara mengingatkan semua pihak harus betul berhati-hati dan belajar dari pengalaman negara-negara di Eropa. Sejumlah negara di Eropa mengalami lonjakan kasus harian cukup besar akibat lalainya masyarakat menerapkan protokol kesehatan.(rh/fin)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: