Bansos Diduga Sebabkan Naiknya Harga Telur

Bansos Diduga Sebabkan Naiknya Harga Telur

PANGKALPINANG - Ramainya pembagian bantuan sosial (Bansos) berupa barang kebutuhan bagi masyarakat kurang mampu dan lanjut usia diduga menjadi salah satu penyebab naiknya harga telur ayam di pasaran, di samping tingginya permintaan di tengah masyarakat. Dugaan tersebut diakui langsung oleh para distributor telur di Pangkalpinang, Senin (10/1) kemarin. Pemilik grosis yang berlokasi di Bukit Merapin, Irawan mengetakan bahwa kenaikan harga ini diduga pada akhir tahun 2021 lalu.

\"Dari pantauan kami, telur ini kan masuk dalam bansos, memungkinkan harganya jadi naik dari tingkat produsen, apalagi sejumlah peternak tutup terkhusus peternak kecil,\" katanya kepada Babel Pos.

Tidak itu saja, menurutnya, naiknya harga ini berdasarkan informasi yang diterima dari produsen di Palembang. Hal ini karena ketika harga telur Rp1.200/butir produsen harus mengalami kerugian berkisar Rp60-Rp 70-an juta, sehingga sejumlah produsen tutup.

\"Kami juga jadi binggung harus bagaimana, tidak diambil, masyarakat juga butuh telur ayam,\" terangnya.

Hal senada juga disampaikan distributor lainnya yang berlokasi di Kelurahan Pasir Putih, Acan. Dia juga mensinyalir bahwa bansos turut andil menyebabkan kenaikan harga telur ayam.

\"Pemerintah mengeluarkan bansos, salah satu barangnya telur ayam, bisa saja dikarenakan produksi turun dan kebutuhan meningkat harga jadi naik,\" jelasnya.

Kendati demikian, Acan memastikan kebutuhan telur masyarakat cukup hingga menjelang perayaan Imlek mendatang dengan kedatangan ratusan ribu telur ayam setiap minggunya. Ditambahkannya, naiknya harga telur ayam memang sangat menguntungkan produsen dan distributor, namun memang sangat menyusahkan masyrakat. 

\"Di satu sisi memang untung, tapi juga kasian masyarakat. Kami pun selaku distributor tidak bisa apa-apa, sebab jika jual di bawah itu, kami rugi jadi serba salah,\" tuturnya.

Kondisi tinggi harga ayam telur ini juga menjadi perhatian oleh Satgas Pangan Babel, yang terdiri dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Dinas Pertanian Ketahanan Pangan serta Polda Babel.

\"Jadi, kami dari Satgas Pangan minta keterangan dari distributor ini, apa yang menjadi penyebab kenaikan harga telur ayam ini,\" kata Kabid  Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Junaidi.

Lanjutnya dari dua tempat penyalur telur ayam di Pangkalpinang, keterangannya sama, kenaikan harga telur dikarenakan naiknya harga di tingkat produsen yang memasok telur ke Babel.  Selain itu, kondisi cuaca ekstrim saat ini membuat alur penyeberangan sedikit terganggu, disebabkan antrian kendaraan.

\"Namun yang jelas dari keterangan distributor ini, banyak pengusaha kecil ayam petelur yang kolaps (tutup-red). Mereka awalnya masih beternak, namun beberapa tahun kemarin kan harga telur ayam murah, tidak sebanding dengan pakannya, makanya mereka memiliki tutup,\" terangnya.

Junaidi menambahkan, dari dua distributor yang didatangi tim, keduanya menyatakan hal yang sama, namun mereka juga memastikan kalau harga telur ayam dalam waktu dekat ini mulai turun seperti semula dikisaran Rp1.250/butir.

\"Jadi masyarakat jangan khawatir, harga telur ini bakal segera turun, seperti yang diterangkan distributor. Kami imbau jangan \\\'panic buying\\\', walaupun ke depan menghadapi Imlek, Ramadhan dan Idul Fitri serta Idul Adha,\" pungkasnya. (jua)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: