Tokoh Lintas Agama Bangka Ajak Jaga Kehidupan Toleransi
SUNGAILIAT - Kehidupan toleransi beragama di Provinsi Bangka Belitung khususnya di Kabupaten Bangka telah terjalin berjalan dengan baik sejak lama, dan untuk itu menjadi tangung jawab seluruh masyarakat untuk menjaga kebersamaan tersebut.
Moderasi beragama diharapkan menjawab sasaran revolusi mental yang menghendaki lahirnya karakter yang berintegritas, memiliki etos kerja dan berjiwa gotong - royong, serta terwujudnya budaya bangsa yang bermartabat, modern, maju, makmur, dan sejahtera.
Terus terjalinnya kehidupan kerukunam beragama di Kabupaten Bangka menjadi perhatian serius Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Bangka, salah satunya melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan para generasi muda akan pentingnya menjaga kebersamaan, persatuan sehingga tercipta kehidupan beragama yang harmonis di Kabupaten Bangka.
\"Selain melakukan sosialisasi, Kita (FKUB-red), juga sering berkunjung ke tempat ibadah, hal ini penting dilakukan untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat dan juga para generasi muda. Sebagai tokoh agama dan masyarakat harus peduli, turun langsung ke masyarakat, untuk memberi pemahaman kepada masyarakat kita,\" ujar Ketua FKUB Kabupaten Bangka H. Husien Djais S.Ag saat Dialog Interaktif bertemakan \"Moderasi Beragama, Harmoni Nusantara.\" di Ruang Studio Kantor LPP RRI Sungailiat Kamis (31/3/2022).
Menurut Husien Djais, keharmonisan kehidupan beragama di Bangka Belitung khususnya Kabupaten Bangka sejak lama sudah terjalin dengan baik.Dan untuk menjaga, memelihara keharmonisan kehidupan beragama di daerah ini menjadi tugas kita semua, baik itu pemerintah daerah, para tokoh agama dan masyarakat.
Menurutnya, harmoni keberagaman yang sudah terbangun dengan sangat apik di Bangka Belitung harus dirawat dengan baik oleh semua pihak tanpa kecuali, bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau tokoh agama saja, namun juga masyarakat.
\"Siapa lagi yang akan menjaga, merawat hal tersebut kalau bukan kita semua, baik itu pemerintah daerah, tokoh agama dan juga masyarakat, dengan tetap menjunjung persatuan, kita merupakan satu dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.\" kata Husien Djais.
Hal yang sama diutarakan Kepala Bidang Politik Dalam Negeri dan Ormas Kesbangpol Kabupaten Bangka, Mulyadi. Menurutnya toleransi beragama di Provinsi Bangka Belitung khususnya di Kabupaten Bangka sudah sangat baik, dan hampir tidak ada terjadi intoleransi beragama, karena memang sudah terjaga sejak dulu.
Mulyadi menyebutkan pentingnya terbangun rasa memiliki (sense of belonging) dan rasa tanggung jawab (sense of responsibility) terhadap agama masing-masing. Kedua hal tersebut, berperan penting dalam membangun keharmonisan kehidupan beragama, sebab masyarakat di Kabupaten Bangka berlatar belakang suku, agama, ras dan golongan.
\"Kita ketahui Bangka ini berbeda-beda latar belakang suku, agama, ras, antargolongan, yang penting kita harus memiliki sense of belonging, rasa memiliki bahwa kita bermasyarakat ini berbeda-beda, tanamkan pada diri masing-masing, dan selanjutnya harus memiliki sense of responsibility, rasa tanggung jawab masing-masing terhadap agamanya,\" papar Mulyadi.
Moderasi beragama sendiri adalah cara pandang dalam beragama secara moderat yakni memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan tidak ekstrem, baik ekstrem kanan (pemahaman agama yang sangat kaku) maupun ekstrem kiri (pemahaman agama yang sangat liberal).
Istilah moderasi beragama memang baru digaungkan di Indonesia, namun ide dan semangat moderasi beragama itu sudah tumbuh dan tertanam sejak lama dalam kehidupan masyarakat Indonesia sampai dengan saat ini. (**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: