Sarasehan Tapak Antu: Dorong Tata Kelola Pariwisata Partisipatif di Desa Batu Belubang

Jumat 28-11-2025,20:08 WIB
Reporter : Lia
Editor : Govin

BABELPOS.ID, BANGKA TENGAH - Upaya memperkuat tata kelola pariwisata berbasis partisipasi masyarakat terus digencarkan di Kabupaten Bangka Tengah. Melalui kegiatan bertajuk “Sarasehan Tapak Antu: Forum Diskusi Tatanan Budaya Organisasi dalam Pengelolaan Pariwisata Desa Batu Belubang”, masyarakat, pemerintah daerah, akademisi, serta pelaku pengembangan desa wisata berkumpul untuk merumuskan arah pembangunan pariwisata yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Acara yang berlangsung pada Jumat, 21 November 2025 pukul 14.00 WIB hingga selesai, digelar langsung di Desa Batu Belubang, Kecamatan Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka Tengah, dan menghadirkan dua narasumber kunci yang berkompeten di bidangnya.

BACA JUGA:Mobil Sehat PT TIMAH Hadir di Teluk Uma, Warga Antusia Dapatkan Layanan Kesehatan Gratis

Narasumber pertama, Budi Randa Saputra, S.H., selaku Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Bangka Tengah, menekankan pentingnya sinkronisasi peran pemerintah dan warga desa.

Menurutnya, keberhasilan desa wisata sangat ditentukan oleh kemampuan masyarakat mengorganisasi potensi lokalnya secara terstruktur.

BACA JUGA:Wawako Pastikan Dinkes Pangkalpinang Siap Jalani 6 Pilar Kesehatan Amanah Menkes

“Desa wisata bukan hanya soal destinasi, tetapi juga budaya organisasi yang sehat di masyarakat.

Dengan partisipasi aktif, perencanaan pariwisata tidak hanya lebih tepat sasaran, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi yang merata,” ungkapnya dalam sesi dialog.

BACA JUGA:Mobil Sehat PT TIMAH Hadir di Teluk Uma, Warga Antusia Dapatkan Layanan Kesehatan Gratis

Sementara itu, Dr. Ari Agung Nugroho, S.E., MBA, akademisi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bangka Belitung (UBB), memaparkan pentingnya transformasi manajemen desa wisata melalui pendekatan ekonomi kreatif.

Ia menekankan bahwa pengelolaan yang berbasis data, kolaborasi komunitas, dan inovasi menjadi kunci keberlanjutan.

“Pariwisata desa harus mengakar pada identitas lokal, tetapi tetap mampu beradaptasi dengan kebutuhan wisatawan.

Keterlibatan warga bukan sekadar simbolis, namun menjadi inti dari proses pengembangan,” jelasnya.

BACA JUGA:DPN Tinjau Program MBG di Belitung, PT TIMAH Serahkan Bantuan Peralatan Makan dan Alat Tulis

Kegiatan sarasehan ini merupakan bagian dari program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang digagas oleh tim dosen UBB. Tim tersebut terdiri dari:

Kategori :