“Kualitas donor, kondisi klinis penerima, serta pemantauan jangka panjang adalah faktor-faktor yang saling berkaitan.
Semua ini menentukan apakah transplantasi akan memberikan manfaat maksimal bagi pasien,” tuturnya.
Strategi Pengobatan untuk Cegah Penolakan Organ
Prof. Dr. dr. Endang Susalit, SpPD-KGH, FINASIM yang berpraktek di Siloam Hospitals ASRI menjelaskan bahwa keberhasilan transplantasi ginjal tidak berhenti setelah operasi selesai.
Tantangan terbesar justru datang dari risiko tubuh pasien menolak organ baru yang dianggap sebagai benda asing.
“Untuk mencegah penolakan ini, pasien harus mengonsumsi obat khusus yang disebut obat penekan sistem imun, atau imunosupresan pada waktu tertentu. Obat ini membuat tubuh tidak menyerang ginjal baru sehingga organ bisa berfungsi dengan baik,” terang Prof. Endang dalam paparannya.
Ia menambahkan, salah satu obat utama yang digunakan adalah tacrolimus, yang terbukti efektif tetapi harus diberikan dengan pemantauan ketat.
Bentuk dosis sekali sehari kini menjadi pilihan karena lebih mudah diikuti pasien, sehingga meningkatkan kepatuhan pengobatan.
“Kepatuhan pasien sangat penting. Obat bisa efektif, tapi tanpa disiplin minum obat, risiko kegagalan transplantasi tetap tinggi,” tegasnya.
BACA JUGA:Siloam Hospitals ASRI Gelar Urology-Nephrology Summit 2025, Hadirkan Pakar Medis Terkemuka
Teknologi Baru dalam Transplantasi Ginjal
Di lain pihak perkembangan teknologi menjadi sebuah kebutuhan. Prof. Shin Sung, pembicara internasional dari Korea Selatan memaparkan bahwa teknologi robot transplantasi ginjal (robotic kidney transplantation) menawarkan prosedur yang lebih presisi, minim invasif, serta pemulihan yang lebih cepat.
“Dengan bantuan teknologi robotik, risiko komplikasi dapat ditekan, waktu pemulihan lebih singkat, dan kualitas hidup pasien pasca-transplantasi bisa lebih baik,” jelasnya dalam diskusi transplantasi ginjal.
Teknologi robotik diharapkan dapat membuka jalan bagi layanan transplantasi yang lebih modern di Indonesia, sekaligus meningkatkan angka keberhasilan dan kualitas hidup pasien.
BACA JUGA:Kenali BLS dan Layanan Ambulans 24 Jam: Siaga Bersama Siloam Hospitals Bangka