Para kardinal memberikan suara secara rahasia, dengan masing-masing mendekati lukisan Penghakiman Terakhir karya Michelangelo untuk mengucap doa sebelum menjatuhkan suara ke dalam wadah pemungutan suara.
Proses ini bisa berlangsung selama beberapa hari, bahkan dalam sejarah pernah memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Dalam beberapa kasus langka, ada kardinal yang wafat saat konklaf masih berlangsung.
Setiap surat suara dihitung dan dicatat oleh kardinal yang ditunjuk. Setelah satu putaran selesai, surat suara dibakar di tungku khusus.
Dunia menanti isyarat asap: asap hitam berarti belum ada keputusan; asap putih menandakan seorang paus baru telah terpilih.
Tradisi ini telah berlangsung selama berabad-abad dan menjadi simbol yang ditunggu-tunggu oleh umat Katolik yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus.
Satu-satunya petunjuk bagi dunia luar terkait kemajuan proses konklaf adalah asap yang mengepul dari cerobong Kapel Sistina. Asap hitam berarti belum tercapai kesepakatan, sementara asap putih menjadi tanda bahwa paus baru telah ditetapkan.
BACA JUGA:Korupsi Ratusan Juta, Ini Jadwal Sidang Dua Mantan Pejabat Bumdes Fajar Indah
BACA JUGA:Penyelundupan 48 Balok Timah Sopir Hengki Jadi Tumbal, Kini Mulai Diadili