Oleh: Sarif
Penyuluh Sosial Dinas Sosial PMD Kabupaten Bangka Barat
Wakil Ketua Pemuda Muhammadiyah Bangka Belitung
___________________________________________
TEPATNYA tanggal 20 November kemarin selalu diperingati Hari Anak Sedunia atau World Children's Day. Ini merupakan momen penting untuk merayakan hak-hak anak di seluruh dunia. Perayaan ini tentu mempersatukan komunitas tersebut dalam upaya untuk melindungi, meningkatkan kesehatan dan meningkatkan kesejahteraan anak-anak di seluruh dunia. Moment ini juga sangat penting bagi kita untuk merenungkan hak-hak yang dimiliki anak, memperkuat komitmen kita terhadap perlindungan, peningkatan kesehatan dan kesejahteraan bagi mereka, serta berperan aktif dalam memastikan setiap anak mendapatkan hak-hak yang mereka peroleh secara adil.
Mengutip laman resmi UNICEF, Hari Anak Sedunia membawa sejumlah makna penting, diantaranya: pertama, Meningkatkan Kesadaran: Hari Anak Sedunia menjadi platform untuk mengedukasi masyarakat tentang hak-hak fundamental anak dan pentingnya perlindungan mereka. Kedua, Mendorong Aksi Nyata: Momentum ini mengajak pemerintah, organisasi, dan masyarakat untuk meluncurkan program-program konkret, seperti akses pendidikan, layanan kesehatan, dan perlindungan hukum. Ketiga, Menjalin Solidaritas Global: Peringatan ini memperkuat kerja sama internasional dalam menghadapi tantangan global yang berdampak pada anak-anak. Keempat, Melihat Masa Depan: Anak-anak adalah pembawa perubahan di masa depan.
Hari anak sedunia, menawarkan kepada kita semua sebuah pintu masuk yang inspiratif untuk mengadvokasi, mempromosikan, memotivasi, membangun komitmen kepedulian secara menyeluruh dan merayakan hak-hak anak, yang diwujudkan dalam bentuk dialog dan tindakan yang nyata bagi anak-anak. Perayaan ini merupakan kesempatan untuk memperkuat suara anak-anak dan mengatasi permasalahan yang mereka hadapi. Ada banyak masalah yang dihadapi anak seperti pekerja anak, pencabulan, pelecehan seksual, pembunuhan, bullying, kekerasan yang dilakukan anak terhadap anak, dan lain sebagainya.
BACA JUGA:Refleksi Hari Guru: Menjawab Tantangan Kesejahteraan dan Profesionalisme di Dunia Pendidikan
Dalam menyuarakan hak-hak anak, orang tua tidak sekedar ikut-ikutan saja dalam perayaan hari anak sedunia tersebut. Akan tetapi orang tua harus mampu membangun karakter anak, harus pandai menjadi sahabat yang baik dan nyaman bagi si anak. Perlu diketahui, terkadang anak di usia remaja, anak cenderung tidak dipahami oleh orang tuanya. Akibatnya, kedekatan dengan orang tuanya menurun, sedangkan dengan teman sebayanya meningkat. Secara umum, orang tua perlu menjaga kualitas interaksi yang positif seperti memberikan pujian sesuai porsi, perhatian kasih sayang, dan membangun komunikasi yang insten.
Membangun kedekatan
Membangun karakter dan kedekatan pada anak, maka kedua orang tua harus kerjasama. Tidak mengharapkan ibu atau bapaknya saja. Membangun kedekatan orang tua dengan anak agar bisa menjadi sahabat bagaikan kepompong tidak dapat terjadi secara otomatis. Perlu usaha aktif dari orangtua untuk benar-benar hadir dalam kehidupan anak. Membangun kedekatan anak itu perlu konsisten. Ada beberapa hal minimal yang dapat dilakukan kedua orang tua untuk menjadi sahabat anak , diantaranya;
Orang tua sebagai teman curhat
Sangat penting bagi kedua orang tua untuk selalu menjaga kedekatan dengan anak agar bisa menjadi sahabat baik anak. Ketika anak dekat dengan orangtua, maka akan terjalin hubungan yang harmonis. Disitulah anak akan merasa nyaman untuk bercerita apa saja pada orangtuanya. Tidak ada perasaan segan ataupun takut, karena orangtua sudah seperti layaknya teman yang membuat mereka bebas bercerita apa saja baik yang menyenangkan ataupun yang kurang nyaman dirasakan.
Meluangkan waktu untuk bermain Bersama anak
Bermain adalah cara alami bagi anak untuk belajar dan menjelajahi dunia. Tidak hanya menyenangkan, tetapi juga merupakan cara efektif untuk memahami mereka lebih baik. Bermain Bersama anak sangat penting. Jadwalkan waktu khusus setiap hari untuk berinteraksi dengan mereka, baik itu bermain, membaca buku bersama, atau sekadar berbicara tentang hari-hari yang mereka lakukan. Waktu ini tidak harus lama, yang terpenting adalah kualitas interaksi tersebut.
BACA JUGA:Calon Pimpinan KPK dan Tantangan 79 Tahun Indonesia Merdeka
BACA JUGA:PERAN AMICUS CURIAE DALAM TINDAK PIDANA LINGKUNGAN