Program BRInita Sukses Jadikan Kelurahan Padjajaran Bandung Jadi Percontohan Urban Farming

Senin 19-02-2024,07:38 WIB
Reporter : Septi
Editor : Jal

BABELPOS.ID, BANDUNG – Rimbunnya pepohonan dengan beragam warna menghiasi wajah Kelurahan Padjajaran, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung. Beragam tanaman bisa dijumpai di pemukiman padat penduduk tersebut, seperti sayuran, buah-buahan macam jeruk dan anggur, kopi dan bermacam-macam bunga. Menariknya, perkebunan tersebut membentang di atas aliran sungai Cilimus dengan panjang 250 meter.

Rupanya, gerakan bercocok tanam di kelurahan tersebut sudah berlangsung sejak lama. Masyarakat sekitar pun menyebut perkebunan itu sebagai Buruan Sae, dua kata dari bahasa Sunda yang berarti halaman indah.

“Awalnya bangunan di atas sungai itu hanya pakai bambu dan tidak luas seperti sekarang. Tapi karena ada program Urban Farming bernama Buruan Sae dari walikota Bandung pada 2014, jadi warga mulai serius. Bangunannya diganti pakai yang lebih kuat dan ditambah luasnya," ungkap Wawasan Setiawan, Ketua Buruan Sae Kelurahan Padjajaran.

BACA JUGA:Makin Lengkap! BRImo Hadirkan Fitur Investasi Emas

BACA JUGA:Tingkatkan Literasi Keuangan Masyarakat, AgenBRILink Ini Jadi Penyalur Kredit Ultra Mikro

Keseriusan warga itu pun dibuktikan dengan mengganti dasar lahan perkebunan di atas sungai tersebut menggunakan baja ringan. Namun, pagar dan atapnya masih pakai bambu. Beberapa bagian ada yang dilapisi plastik tebal untuk melindungi tanaman. Berkat pembenahan tersebut, kini perkebunan di Padjajaran tersebut menjelma menjadi Agrowisata Urban Farming. Di samping mendapatkan bibit dari Dinas Pertanian dan Pangan Kota Bandung, tanaman yang dibudidayakan di sana berasal dari warga yang mencari bibit sendiri.

Daya tarik urban farming tersebut semakin besar, setelah warga sekitar juga mulai memperbanyak kegiatan edukasi dan membudidayakan ikan lele dan nila di tujuh kolam berukuran 1,5 meter. Urban farming tersebut semakin diperluas tempatnya setelah mengikuti program BRI Peduli Bertani di Kota atau BRInita. Konsep bertani tersebut memanfaatkan lahan sempit di wilayah padat pemukiman atau urban farming.

BACA JUGA:Menengok Klaster Usaha Binaan BRI, Manfaatkan Hama Eceng Gondok Jadi Anyaman Bernilai Tinggi

BACA JUGA:Program KPR Green Financing BRI Tawarkan Rumah Murah Sambil Jaga Kelestarian Lingkungan

Wawan mengaku jika hadirnya BRInita di Padjajaran tak lepas dari campur tangan sang lurah, yaitu Paridin. Menurut Wawan, lurah tersebut giat mencari berbagai bantuan dan dukungan. Paridin kemudian bekerja sama dengan BRI lewat BRInita untuk memperluas Buruan Sae Padjajaran agar urban farming tersebut terus berkembang dan dilestarikan.

Program BRInita juga mengenalkan metode tanam vertical garden, memberikan banyak pelatihan dan pendampingan, sehingga warga bisa semakin inovatif dalam mengolah hasil panen di Buruan Sae Padjajaran. Dampaknya pun bisa dirasakan oleh warga sekitar. Warga di kelurahan Padjajaran tak lagi harus membeli bumbu dapur, seperti cabai, tomat dan bawang, karena bisa dipanen langsung dari Buruan Sae. Selain itu, warga juga dapat menikmati hasil panen dari sayuran dan buah-buahan segar setiap saat tanpa harus membeli.

BACA JUGA:Jalankan Bisnis Sesuai Perlindungan HAM, BRI Jadi Perusahaan Pertama di Indonesia yang Penuhi Standar PRISMA

BACA JUGA:Tanggap Bencana Banjir, BRI Peduli Salurkan Bantuan Bagi Warga Terdampak di Grobogan dan Demak

Tak berhenti di situ, warga juga aktif mengolah hasil panen di Buruan Sae Padjajaran menjadi beragam produk UMKM, seperti produk Bunga Telang dan Kopi Pot. Dari bunga telang saja bisa dihasilkan empat jenis produk, termasuk minuman segar. Begitu juga dengan produk kopinya, bahan baku yang digunakan juga biji kopi yang dipanen dari urban farming di Padjajaran tersebut. 

Di samping, Minuman Segar Bunga Telang dan Kopi Pot, UMKM di Kelurahan Padjajaran kini punya produk andalan, yakni Wedang Jahe Merah yang bahan bakunya juga dipanen dari kebun urban farming di sana. 

Kategori :