Kemudian aspek valuasi diberi bobot 20% dan menggunakan 2 indikator penilaian yakni Price to Earning Ratio atau rasio yang membandingkan antara harga saham dengan laba per saham dari setiap saham. Serta Price to Book Value Ratio yakni rasio yang membandingkan antara harga saham dengan nilai buku per saham.
BACA JUGA:Diulas Dalam Harvard Business Review, Ini Konsep Pemberdayaan Ultra Mikro BRI
Ada pula aspek Volatilitas dengan bobot 20% dan menggunakan indikator BETA. BETA merupakan indikator untuk mengukur sensitivitas suatu saham terhadap pergerakan IHSG sebagai benchmark-nya. Semakin low sensitivity atau BETA yang rendah maka diindikasikan dapat lebih stabil.
Terakhir yakni aspek Likuiditas yang diberi bobot 20% dan menggunakan dua indikator yakni rata-rata nilai transaksi harian dan rata-rata nilai frekuensi harian dalam setahun terakhir. Dengan indikator penilaian ini dapat menjadi acuan BBRI menjaga kinerja gemilang sepanjang 2024.(*)