M Nizar merupakan kandidat doktor dari Universitas Utara Malaysia, mengolah acara diskusi dengan santai sehingga suasana terasa cair.
BACA JUGA:Basel Berumur 21 Tahun, Ini Kata Wakil Bupati dan Ketua DPRD
Dia menilai mencari pemimpin di berbagai daerah mungkin saja berbeda secara kultur atau budaya.
Menurutnya budaya politik di Bangka Belitung, bisa saja berbeda dengan daerah lain.
Pada kesempatan itu, Alza Munzi Hipni menyampaikan materi terkait fenomena era post truth atau pascakebenaran.
BACA JUGA:THE POWER OF “TUKANG ULON” DALAM MERESILIENSI KRISIS MINAT BERORGANISASI
Dia menyebut, Pemilu 2024 berada di dalam kondisi perkembangan dunia digital yang sangat pesat.
Dengan jumlah pemilih generasi Z dan milenial sebesar 56 persen, kata Alza, akan memberi pengaruh terhadap calon pemimpin yang dipilih.
BACA JUGA:Giliran Profesor Bidang Hubungan Internasional dari Tanah Bangka Belitung
"Suka atau tidak suka, kita sudah masuk dalam dimensi ini, ruang siber kita dijejali dengan media sosial, media online yang berisi beragam informasi, termasuk tentang calon pemimpin," kata Alza.
Sehingga, lanjut Alza, gen Z dan milenial yang dikenal kritis, dinamis, dan responsif jangan sampai terjebak dalam kondisi ini. Informasi yang disajikan di ruang digital bisa saja sesat sehingga merusak tatanan demokrasi.
BACA JUGA:Kemenkumham Babel Serahkan Sertifikat Indikasi Geografis Madu Teran Kepada Pemda Belitung Timur
"Untuk itu perlu kita menguji informasi yang masuk, dengan cara verifikasi, melakukan konfirmasi, mengecek informasi di google dan serangkaian cara lainnya. Artinya kita jangan menelan informasi yang beredar di media sosial secara utuh, perlu validasi sampai kita tahu informasi yang sebenarnya," paparnya.
Diskusi yang digelar BTR Management itu berlangsung selama 1,5 jam dan terasa sangat singkat.
BACA JUGA:Eks Bendahara Balunijuk, Mardiana Dituntut 2 Tahun Penjara
BTR Management yang digawangi Laily Fitriah dan Aan Amrin itu berlangsung sukses.