Dengan dukungan PT Timah Tbk melalui program PUMK, usaha Ira terus berkembang, bahkan mampu mempekerjakan lima orang pekerja, namun sayang usahanya juga terdampak pandemi COVID-19 sehingga terpaksa mengurangi tenaga kerjanya.
BACA JUGA:Investor Lirik Babel untuk Investasi Energi Terbarukan
Tak hanya memasarkan batik kepada wisatawan yang datang ke galerinya, Ira mulai mempromosikan produknya melalui media sosial dan merambah pasar digital.
“Awalnya usaha kami mulai berkembang karena bahan baku tersedia melimpah, dan produksi meningkat. Banyak wisatawan yang berkunjung ke Laskar Pelangi sehingga usaha kami berdampak positif, banyak orang yang berbelanja,” ujarnya.
BACA JUGA:Optimalkan Realisasi Anggaran, Pemprov Kepulauan Babel Evaluasi Anggaran TA 2023-2024
Namun ditengah perjalanan, tahun 2020 ini kita sedang dilanda Covid-19 sehingga tempat wisata ditutup yang berakibat fatal bagi usaha batik. Kita terpuruk, perajin berkurang, dan penjualan menurun selama hampir dua tahun. lebih memilih makanan daripada batik,” lanjutnya.
Tak bisa dipungkiri ia sempat putus asa, namun ia berusaha bangkit kembali dengan bantuan bahan baku dan modal dari PT Timah Tbk sehingga mampu terus bangkit dalam menjalankan usahanya.
Alhasil, Batik De Simpor kini kembali eksis, menghasilkan ragam batik unik dan menarik yang menjadi ciri khas Belitung Timur.
BACA JUGA:Kolaborasi Apik Wujudkan Transformasi Mutu Layanan BPJS Kesehatan
“Dalam setiap corak dan warna batik terdapat semangat gotong royong, bersatu dan bersama membangun masa depan yang lebih baik, serta tekun menjalani kehidupan,” ujarnya.
Kedepannya, sebagai perajin batik, ia berharap PT Timah Tbk dapat terus membantu UMKM seperti dirinya untuk mengembangkan usahanya.
“Kami berharap PT Timah Tbk rutin mengadakan acara di Belitung Timur karena akan banyak memberikan dampak positif bagi UMKM,” ujarnya.(pas/rel)