BABELPOS.ID, PANGKALPINANG - Forum Babel Peduli, atau wadah para tokoh masyarakat Bangka Belitung (Babel) yang menyuarakan keresahan dan ketidakpuasan dengan kinerja Penjabat Gubernur Suganda Pandapotan Pasaribu, membantah jika pihaknya termasuk dalam gerakan yang disinyalir "mengkudeta" Suganda.
Diketahui, gerakan yang diindikasikan tersebut akhir-akhir ini viral di media sosial. Berawal dari postingan akun Facebook netizen yang menuliskan dialog percakapan dua orang diduga pejabat publik di Babel dari sebuah rekaman suara.
"Oh enggak, kita enggak ada urusan di situ," sebut perwakilan Forum Babel Peduli, Zulkarnaen Syamsuddin usai menyampai aspirasi dan petisi ke pimpinan DPRD Babel, Senin (28/8) kemarin.
BACA JUGA:Kontroversi, Tokoh-tokoh Babel Ini Minta Evaluasi Pj Suganda
Diungkapkan Zulkarnaen Syamsuddin, bahwa gerakan yang dilakukan pihaknya murni atas keresahan melihat banyaknya pernyataan dan kebijakan Suganda yang dinilai kontroversi oleh pihaknya.
"Jadi di sini mewakili kegusaran dari perasaan sebagian bersar tokoh-tokoh para pendiri (provinsi) Babel, tokoh-tokoh adat dan juga ASN (Aparatur Sipil Negara) Babel," jelasnya.
BACA JUGA:Ini Inovasi Pemenang Bangka Inoklamasi Award 2023
Ia juga menegaskan, sejatinya orang Babel merupakan masyarakat yang paling toleran. Oleh sebabnya, ia membantah jika sikap yang disampaikan pihaknya ke DPRD Babel ada kaitan dengan unsur SARA maupun agama.
"Enggak ada unsur agama, enggak ada kita. Kita di Babel ini sudah terkenal (toleran), siapa pun datang ke sini mau jadi raja jadi lah raja, tapi jangan 'ngeraje'. Di Babel begitu," jelasnya lagi. Bahkan hal ini dibuktikan pada tiga jabatan Pj Gubernur sebelumnya, baik itu Amur Muchasim, kemudian Yuswandi Temenggung hingga Ridwan Djamaluddin.
BACA JUGA:Desa Wisata Tari Rebo Raih Juara I ADWI 2023
Lebih lanjut, kata Zulkarnaen Syamsuddin, beberapa catatan yang dinilai pihaknya kontroversi dari kepemimpinan Suganda yang dilantik 31 Maret 2023.
"Seperti diketahui, Pj Gubernur Suganda berulang kali memberikan pernyataan dan juga kebijakan yang berbuntut kontrovesi dan akhirnya berujung gaduh," sebutnya.
BACA JUGA:Horeee... Pulau Lepar Punya Wifi Gratis
Pihaknya juga menilai, bahwa Suganda tak cakap dalam memimpin, tidak mampu menjaga lisan, selalu membangun kontroversi.
"Beliau tidak bisa memahami budaya orang melayu yang santun, yang tidak suka dengan tata bahasa petantang petenteng," sebutnya.