Pada Tahun 1848, setelah kondisi keamanan di hampir seluruh wilayah Keresidenan Bangka relatif baik akibat menurunnya aktivitas bajak laut, kondisi penduduk di Pulau Lepar dapat diketahui dari catatan P.Bleeker, Bijdragen tot de kennis van de statistic der bevolking van de eilanden Banka en Biliton” dalam Indisch Archief Tijdschrift, Nomor III Tahun 1850, halaman 393 (Marihandono,dkk, 2019:247), dinyatakan, bahwa penduduk di distrik Toboali berjumlah 5.549 dengan jumlah orang Bangka 3.513 dan orang Melayu 725 orang serta orang Cina 1.311 orang, dan dijelaskan, bahwa penduduk pulau Lepar (maksudnya onderdistrict Lepar Eilanden) berjumlah hampir 1000 jiwa yang perhitungannya digabung dengan penduduk distrik Toboali. Data P.Bleeker di atas persis sama dengan data dari tabel statistik statistische verhaltnisse Der Zustand der Bevolkerung von Bankawar im jahre 1848 folgender, Franz Epp, dalam bukunya Schilderungen aus Ostindiens Archipel, Heidelberg: J.C.B. Mohr, 1841 dan Schilderungen aus Hollandisch-Ostinden, Heidelberg: J.C.B. Mohr, 1852 halaman 209, yang menyatakan Distrikt Toboaly, memiliki 32 kampong dengan jumlah Bankanesen 3513, Melajen dengan jumlah 725, Chinesen dengan jumlah 1311 dan total berjumlah 5549. Jumlah penduduk Bangka pada masa ini berdasarkan data statistische verhaltnisse adalah 482 kampong dengan Bankanesen (orag Bangka) berjumlah 26.291, jumlah Melajen (orang Melayu) 4903, dan Chinesen (orang China) berjumlah 10.952, dan dengan total jumlah penduduk Pulau Bangka sebesar 41.246.
BACA JUGA: BENTENG PENUTUK DI PULAU LEPAR (Bagian Dua)
Pulau Lepar atau onderdistrict Lepar Eilanden pada masa ini merupakan bagian dari wilayah administrasi Distrik Toboali (district Toboali). Berdasarkan peta Kaart van het Eiland Banka (cartographic material) volgens de topographische opneming in de jaaren 1852 tot 1855, Batavia, 1856, karya L. Ullman, seorang ahli Topografi berkebangsaan Belanda, dan peta merupakan bagian dari Atlas van Nederlandsch Indie, digambarkan, bahwa Pulau Lepar memiliki Dua kampung yaitu kampung Penoetoek dan kampung Goenoeng serta beberapa pulau kecil di sekitarnya seperti pulau Leat, pulau Boeroeng, pulau Molet, pulau Iboel, pulau Bajan, pulau Pandjang, pulau Tinggi, pulau Anak Ayer, pulau Kojong, pulau Mergem. Catatan pada peta L. Ullman diperkuat oleh catatan Dr. Franz Epp, dalam bukunya, Schilderungen aus Hollandisch-Ostinden, Heidelberg, J.C.B. Mohr, 1852, halaman 212, bahwa district Toboaly pada Tahun 1848 terdiri atas Lima onderdistrict yaitu onderdistrict Toboaly, onderdistrict Gossong (maksudnya Gusung), onderdistrict Nieri (maksudnya Nyire), onderdistrict Olim, dan onderdistrict Lepar Eilanden (maksudnya onderdistrict Kepulauan Lepar).
BACA JUGA:BENTENG PENUTUK DI PULAU LEPAR (Bagian Satu)
Kondisi keamanan di Pulau Bangka pada tahun tahun berikutnya sangat memprihatinkan karena terjadinya perlawanan semesta rakyat Bangka yamg dipimpin oleh Depati Amir pada Tahun 1848-1851Masehi. Pulau Bangka bahkan ditetapkan dalam status staat van beleg (darurat perang). Pada saat perlawanan rakyat Bangka yang dipimpin oleh Depati Amir melawan pemerintah Kolonial Belanda, orang-orang Sekak (Batin Sekak) dari Pulau Lepar dan pulau Belitung turut berjuang membantu Depati Amir berperang melawan pasukan Belanda. Perahu Sekak atau Perahu Gobang digunakan oleh orang Laut pribumi Bangka orang Sekak dari pulau Lepar, untuk membantu Depati Amir dalam pertempuran di laut. Perahu Sekak yang sederhana beratap kajang dari anyaman daun, dijadikan sebagai perahu perang dan perahu angkut. (bersambung/***)