BABELPOS.ID, PANGKALPINANG - Masih banyak angka yang harus dikejar demi tercapainya target yang diamanatkan oleh Presiden RI Joko Widodo, agar angka stunting mencapai 14 persen di tahun 2024. Untuk itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Bangka Belitung (Kep. Babel) mengadakan Sosialisasi dan Orientasi Pendidikan Gizi Kader Pengelola Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Berbasis Pangan Lokal Bagi Balita, Ibu Hamil Kek/Ibu Menyusui di Lokus Stunting Tahun Anggaran 2023 dengan tema "Melalui Program Si Centing (Siap Cegah Stunting) Kita Wujudkan Generasi Emas Bebas Stunting", di Gedung Mahligai, Rumah Dinas Gubernur Kep. Babel dan secara online via _Zoom Meeting,_ Kamis (27/7/23).
Dalam sambutannya, Penjabat (Pj) Ketua TP PKK Kep. Babel Maya Suganda Pasaribu, menyebutkan bahwa Kep. Babel harus mengentaskan sekitar 900 an anak stunting, dengan catatan tidak ada penambahan lagi hingga tahun 2024.
"Itu di tahun 2024, harus di angka 14 persen. Sementara, kita ini masih di angka 18 persen, kalau berdasarkan angka, itu harus mencapai 900-an anak yang harus dientaskan
dengan catatan tidak ada lagi anak stunting baru sampai tahun 2024, kalau mau mengejar target," katanya.
Dikatakan Oleh Pj. Ketua TP PKK Kep. Babel, hal tersebut sudah disampaikannya di rapat Pokja, untuk digarisbawahi oleh kader-kader PKK, kader posyandu. Yang mana, untuk mencegah bertambah kembali anak stunting, maka yang menjadi prioritas tidak hanya menyasar kepada anak-anak, tetapi juga ibu hamil, khususnya yang masuk kategori KEK (Kurang Energi Kronis).
Untuk saat ini program pemerintah ialah dengan memberikan PMT dan orang tua asuh untuk anak stunting (terhitung selama tiga bulan). Nah, uang dari orang tua asuh ini, harapannya dapat diolah kembali oleh kader posyandu yang ada di desa-desa dalam bentuk bahan-bahan pangan yang sudah sesuai dengan maksud dan tujuan dari program penurunan stunting, seperti takaran gizinya, waktu pemberiannya, frekuensinya, dan lainnya.
"Uang dari orang tua asuh ini, biar tidak dibelikan hal-hal yang seharusnya. Makanya sangat diperlukan peran dari kader-kader posyandu dan PKK. Tapi, tidak dapat dipungkiri, tidak semua kadernya aktif di setiap desa. Padahal, ada beberapa yang aktif itu, setelah diterapkan program tersebut, berkurang anak stuntingnya dari 6 jadi 2. Berarti itu ada efeknya kan?" ujarnya.
Maka dari itu, Pj. Ketua TP PKK Kep. Babel berharap agar semua pihak dapat bekerja sama dan totalitas dalam menjalankan perannya, terutama yang berada di skala kelurahan, kecamatan, dan desa. Dikarenakan jika yang bergerak hanya yang dari atas atau yang besar saja, maka program-program pun akan sulit berjalan. Tapi, jika semua sama-sama mau totalitas, maka dalam waktu singkat pun dengan optimis angka stunting akan turun.
Selain itu, sejalan dengan yang diharapkan oleh Maya Suganda, Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Pemdes) Kep. Babel Budi Utama berpesan kepada peserta sosialisasi yang hadir, untuk paham akan tugasnya dan totalitas.
"Saya harap kader-kader posyandu, PKK, dasawisma itu paham dengan tugasnya, serta totalitas dalam menjalankannya. Karena pahalanya ini besar bapak,ibu. Nanti pasti akan ada balasannya, jadi kerjakanlah dengan sebaik-baiknya dan ikhlas," ujar Budi Utama.
Sebagai tambahan, Pj. Ketua TP PKK Maya Suganda meminta seluruh kepala desa (kades), agar dapat menganggarkan anggarannya untuk mengatasi stunting.
"Saya setuju sama yang dikatakan oleh Pak Budi tadi, tentang keikhlasan dan pahala yang luar biasa, tetapi tetap saja insentif itu perlu. Jadi, Pak Kades, tolong memasukkan anggaran desa itu untuk PKK, Posyandu, dan dasawisma. Biar kader-kader ini cepat juga berkembang dan bisa berdiri sendiri kalau misal ada program, bisa langsung dieksekusi di desa," pungkasnya.
Penulis: Intan Pitaloka
Foto: Iyas Zi
Editor: lisia ayu