MENGAJI PADA SAHANG
Pada sebatang sahang yang merambat, Ada nafas petani mengalir tak tertambat Mengasuh doa dipelataran kebunsujud dan runduk dalam haru Mengaji pada sahang
kecipak angin menghela keringat
di sela rerimbun daun sahang
terpaut harapan yang tak pernah usang Mengaji pada sahang
petani riang di kala panen tiba
kecipak haru tak terbendung
suyak dipangku sahangpun merona Sorai dendang petani sahang
menyeruak ke dalam kalbu
asap-asap berkepulan
mengusir kemarau yang latah
sebab yang tercatat
tak kan ada pagi yang remah
jika sahang tertunduk layu MENAKAR PESAN Selepas jingga dilalap kelam Tepat tengah malam, Kokok ayam menjadi petanda Apakah esok bertemu terang atau malam tersisa kenang Lalu menyusup di sela-sela laku yang tak pernah sampai pada makna Kita tak dapat menolak malam Tak pula dapat meminta pagi Bahkan tak mampu menebak, Sebab kepulangan bukan kepura-puraan Tetapi apakah kita sudah peduli tentang itu? Barangkali kita perlu menakar pesan Walau hanya sekedar suara kokok ayam tengah malam Agar kepongahan tahu arti pekerti Agar ruh selalu tafakur tiada henti Nurjanah adalah Dosen PGSD Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung