Nasib Tragis Para Penghina Nabi. Dibunuh dan Terluka Parah Hingga Kematian

Jumat 30-06-2023,10:47 WIB
Reporter : Admin
Editor : Admin

Ketika itulah seorang pria mendatanginya dan melakukan penusukan.

Peserta kuliah tersebut langsung memberikan pertolongan dan pelaku yang bernama Hadi Matar langsung diamankan oleh kepolisian.

Rushdie, yang lahir dalam keluarga Muslim Kashmir di Bombay, sejak tulisannya Ayat-ayat Setan (The Satanic Verses) pada 1988 lalu telah menghadapi ancaman pembunuhan dari berbagai pihak.

Beberapa Muslim mengatakan buku itu berisikan hujatan terhadap agam Islam dan dilarang beredar di negara dengan moyoritas Muslim.

Bahkan Ayatollah Ruhollah Khomeini, pemimpin tertinggi Iran saat itu mengeluarkan fatwa dan menyerukan umat Islam untuk membunuh Salman dan siapa pun yang terlibat dalam penerbitan buku itu.

Rushdie, yang menyebut novelnya cukup ringan, bersembunyi selama hampir satu dekade. 

Pada 1991, Hitoshi Igarashi yang meneterjemahkan buku tersebut tewas terbunuh.

BACA JUGA:Selain Syahadat Ala Al Zaytun Beda, Santriwati Juga kafirkan Ibu Kandung

Organisasi Iran, beberapa berafiliasi dengan pemerintah, telah mengumpulkan hadiah jutaan dolar untuk pembunuhan Rushdie. 

Penerus Khomeini sebagai pemimpin tertinggi, Ayatollah Ali Khamenei, baru-baru ini mengatakan pada 2019 bahwa fatwa itu tidak dapat dibatalkan.

Kantor Berita semi-resmi Fars Iran dan outlet berita lainnya menyumbangkan uang pada tahun 2016 untuk meningkatkan hadiah sebesar 600.000 dolar Amerika bagi yang berhasil membunuh Salman.

Nasib Para Penterjemah Buku Rusdhie

Ettore Capriolo

Warga Italia, Ettore Capriolo, diserang menggunakan pisau di Milan pada 3 Juli 1991. Akibatnya terluka di bagian leher, dada, dan tangan.  Menurut Capriolo, pelaku  Iran yang menginginkan terjemahan sebuah pamflet Muslim.  Beberapa hari setelah kejadian, penegak hukum Iran menganggap serangan Capriolo tak berkaitan dengan buku Ayat-ayat Setan.

Hitoshi Igarashi

Warga Jepang penerjemah Ayat-ayat Setan, Hitoshi Igarashi, ditusuk hingga tewas di Universitas Tsukuba, Tokyo, pada 12 Juli 1991 silam.  Tukang bersih-bersih menemukan jasad Igarashi di dekat lift dengan luka tusuk di leher, wajah, dan tangan.  Terlihat pula bekas tusukan di tasIgarashi. Bekas itu dianggap sebagai tandaIgarashi sempat berupaya membela diri saat diserang.

Kategori :