Angka Kematian Ibu di Bateng Naik, Ada 7 Kasus dari 3291 Kelahiran Hidup

Selasa 06-06-2023,12:24 WIB
Reporter : Jal
Editor : Jal

BABELPOS.ID, KOBA - Angka Kematian Ibu di Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2022 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2021. Terdapat 7 kasus kematian dari 3291 kelahiran hidup, dibandingkan dengan tahun 2021 yakni 6 kasus kematian ibu.

Maka dari itu, Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah (Bateng) menggelar rapat pembentukan dan evaluasi jejaring skrining layak hamil, ANC dan stunting di Ruang Diklat BKPSDMD Kabupaten Bangka Tengah pada Selasa, (6/6/2023).

BACA JUGA:Ada 328 Anak Bateng Stunting, Ini Faktornya!

Sekretaris Daerah Bateng, Sugianto mengatakan kegiatan ini diikuti oleh perwakilan dari kecamatan dan Puskesmas yang dibentuk jejaringnya agar lebih kuat untuk melakukan indentifikasi di bawah naungan Dinas Kesehatan Bateng.

"Ini merupakan salah satu upaya untuk memberantas stunting dan saya yakin yang terlibat merupakan orang-orang hebat di lapangan, sehingga kita harapkan mereka lebih giat melakukan pencegahan dan pengentasan," ujar Sugianto kepada babelpos.id.

BACA JUGA:Berbagi Kasih di Bulan Ramadan, KNPI PK Se-Bateng Santuni 30 Anak Yatim Piatu

Dikatakan Sugianto, saat ini Indonesia menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius terhadap kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), terutama masalah stunting dan wasting pada balita serta masalah anemia dan Kurang Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil.

Lebih lanjut, Sugianto menuturkan untuk mengetahui besaran masalah kesehatan ibu, indikator yang digunakan adalah Angka Kematian Ibu (AKI).

"Jumlah AKI Kabupaten Bangka Tengah tahun 2022 sebanyak 7 kasus kematian dari 3291 kelahiran hidup, angka ini mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2021 yakni 6 kasus kematian ibu," terangnya.

BACA JUGA:Pentingnya Ilmu Parenting, Eva : Asuh Anak Koreksi Diri Sendiri!

Ia juga menyampaikan bahwa permasalahan stunting (gagal tumbuh) masih menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi pemerintah.

"Untuk data stunting Bangka Tengah tahun 2019 sebesar 5,47 persen dan tahun 2020 sebesar 5,11 persen serta 2021 sebesar 3,31 persen dan tahun 2022 sebesar 2,82 persen dan salah satu fokus pemerintah saat ini adalah pencegahan stunting," ujarnya.

BACA JUGA:Puluhan Anak Bateng Jadi Dokter Kecil, Ini Harapannya

Ia juga menerangkan dalam melakukan intervensi spesifik pada sasaran layak hamil dan masalah stunting perlu diatur mekanisme dalam skrining layak hamil dan skrining stunting oleh Rumah Sakit dan Puskesmas hingga Posyandu sebagai ujung tombak dalam melakukan penanganan tindakan kedokteran dan medis lainnya.

"Sehubungan dengan hal tersebut peran stakeholder sangat penting untuk upaya penurunan AKI dan stunting di Bangka Tengah, semoga dengan kegiatan ini bisa membentuk tim jejaring skrining layak hamil dan stunting serta terbentuknya alur rujukan dan jejaring antara Fasyankes dalam penanganan stunting," imbuhnya. (*)

Kategori :