DUA hal yang dipastikan Bujang PeDe takkan ia temui di Kampungnya. Yaitu, jodoh dan penghidupan yang layak.
Sampai kini statusnya masih pengangguran. hidup juga hanya mengandalkan dari Wak Ijah Emaknya yang juga menunggu bulanan uang pensiunan dari Bapak serta hasil tanah dan sawah yang tak begitu banyak.
Untuk sekedar hidup layak, bagi dia dan Emak, lebih dari cukup. Tapi apa harus begitu dari tahun ke tahun? Begitu Bujang membatin.
Hal yang juga berat ia raih selama berada di kampung selama ini adalah yang viral di kalangan terbatas antara mereka selama ini, yaitu soal jodoh.
''Jadi, kalau ke kota, kamu akan temui siapa dulu?'' tanya Ipank.
''Kan ada sepupu Emak, paling ngikut dia bekerja. Yah apa saja, yang penting ada tempat dulu, kan?''
''Yah, kami dukunglah, kalau memang sudah bulat maumu itu?'' ujar Odoy menimpali.
Itulah bahasan Trio Kwek-kwek itu saat duduk di teras rumah Bujang hari itu.
''Apa? Apa Emak nggak salah dengar?'' tiba-tiba Wak Ijah nongol dari dalam.
''Apa Emak?'' ujar Bujang.
''Kau ingin merantau ke kota?''
''Iya Mak? Boleh kan Mak?''
''Apa tahan dengan gaya hidup mu itu?""
''Memang kenapa Mak?''
''Pagi-pagi langsung ke dapur nyari apa yang bisa dimakan? Malam ke dapur nyari-nyari apa ada yang bisa dimakan? Sore ke dapur nyari lagi apa yang bisa dimakan??''