BABELPOS.ID.- Penolakan terhadap dibukanya kembali kran eksport pasir laut, terus berdatangan. Ketakutan akan kerusakan alam Indonesia --terutama daerah-daerah kepulauan dan kawasan pesisir--, menjadi dasar utama keberatan akan kebijakan itu.
Wilayah yang sudah nyata-nyata menolak salah satunya Provinsi Kepulauan Riau, termasuk beberapa tokoh Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, lalu ada Wakil Ketua MPR RI Syarif Hasan, dan terakhir yang juga bersuara menolak, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti.
Baca Juga: Terbukanya Kran Ekspor Pasir Laut, Rawan, Apalagi Bagi Bangka Belitung
Bahkan terakhir, pagi ini salah satu wartawan senior asal Provinsi Kepulauan Babel, Safari Ans menyatakan menolak kebijakan itu dan mengirimkan surat terbuka ke Presiden Ri Joko Widodo.
Wartawan senior yang namanya sempat mencuat karena berhasil mewawancarai buronan pembobol Bank BNI Rp 1,7 Triliun, Maria Pauline Lumowa di persembunyiannya di Luar Negeri ketika itu --saat ini sudah divonis dan terpidana-- menyatakan, ia memilih melalui surat terbuka, karena surat tertutup tidak akan sampai ke tangan Presiden.
Berikut isi surat:
Kepada Yang Mulia Bapak Presiden Republik Indonesia Bapak Ir. H. Joko Widodo,
Maafkan saya sebelumnya. saya terpaksa membuat surat terbuka ini kepada Bapak Presiden. Karena surat tertutup tak mungkin sampai ke tangan Presiden.
Bagi saya, silahkan mengeruk sidementasi sungai atau pelabuhan laut. Tetapi pasirnya jangan diekspor. Ada luka yang amat mendalam pada lubuk hati diri saya sebagai warga negara Indonesia, jika tanah atau pasir diekspor. Logika saya bisa diolah dengan alasan ekonomi, tetapi emosional kebangsaan saya terganggu. Sangat terganggu. Sekali lagi, sangat terganggu.
Karena itu, saya meminta dengan segala hormat agar Bapak Presiden menghentikan kebijakan ekspor tanah atau pasir ini. Terima kasih atas perhatian Bapak Presiden.
Jakarta, 1 Juni 2023.
Salam Hormat,
Safari Ans,
Warga Negara Indonesia