Tanjung Kerasak
Di ujung sekali
Kau menjadi primadona
tampak kilauan indah nan asri
Dengan air warna gradasi
Batu granit gelap memantrai
Seakan menyihir mereka
Yang sepanjang waktu tak pernah terlelap
Yang sepanjang waktu berdiri tegak
Yang sepanjang waktu tak mampu terkalahkan oleh ombak
Di tepian pantai
Menatap laut lepas
Desir angin menyentuh bak belaian
Angin semilir
Nyiur melambai
Menikmati suasana hadirkan ketenangan
Pasir putih yang tak pernah letih
Meski sepanjang siang terinjak perih
Pelukan hangat samudra dan bentala
Mengajak pengunjung datang melepas suka duka
Kemegahan karang berdiri kokoh
Keluasan langit yang membiru
Warna yang terpancar oleh air
Keabadian karya Sang Esa
Ombak yang selalu menepi
Meski perlahan mengikis abrasi
Menghabiskan tepi
Diantara suara ombak
yang tak pernah sepi
Pesonamu yang membiru
Nyanyian ombak nan merdu
Selalu terbayang indah dalam sanubari
Membuat ku ingin datang kembali
Tanah Tercinta Tanah Ternoda
Tanah tua yang tak juga renta
Tulang yang keropos ratusan tahun menua
Sisa pantai berpasir putih yang terhampar
Yang kini kian mulai terkapar
Tanah berhadapan laut Natuna
Tanah indah yang ternoda
Sedang mendandani pariwisata
Yang kian dirambah penambang liar yang rakus dan lapar
Masih belum berubah
Masih hidup dari timah
Ratusan cekungan bekas penambangan
menggali tanah tanpa rasa bersalah
Lubang menganga gersang tanpa penghijauan
Nyawa diri seakan jadi permainan
Berakibat meregang nyawa
Penambangan timah kian membelenggu
Ikan di air terlihat dungu
Penambang liar berlarian ketika diburu
Hutan dan bukit yang sejuk
Air jernih di kaki bukit
Sungai mengalir bersih
Kini tinggal dongeng semata
Pupus ...
Sirna ...
Lenyap ...
Karena mereka yang serakah
Tanah tercinta telah ternoda
ARSI PRATIWI. Kelahiran Gadung, 11 November 2006. Siswa Kelas X.5 SMA Negeri 1 Toboali. Dapat dihubungi arsitoboalimu@gmail.com
PUISI ARSI PRATIWI
Kamis 13-04-2023,23:53 WIB
Editor : Budi1
Kategori :