BUJANG kini kebelet pengen punya pacar. Usianya sudah meminta ia harus punya pasangan.
Segala usaha dan upayanya untuk mendekati Maysaroh, selalu menemui jalan buntu. Ia sempat berpikir untuk melupakan Maysaroh. Atau paling tidak mencari jodoh yang mirip dengan Maysaroh. Intinya, pengganti Maysaroh.
"Kau cari saja di aplikasi jodoh," kata sahabatnya Ipank memberi saran saat mereka nongkrong di warkop.
"Emang ada?" tanya Bujang polos.
"Ya elah Jang. Zaman sekarang apa yang tidak ada di hp," kata Odoy.
Ipank dan Odoy pun akhirnya mengajari Bujang cari jodoh di internet. Mereka masuk ke aplikasi "Tuntun".
Mata Bujang melotot, melihat foto-foto cewek yang masih muda dan cantik-cantik.
Ia meminta kepada Ipank dan Odoy mencari yang mirip dengan Maysaroh.
Dan akhirnya ketemu. Wajahnya dan namanya mirip dengan Maysaroh, namanya Maysarih. Hanya beda satu huruf. Huruf o dan i.
"Jangan-jangan itu Maysaroh," kata Bujang.
Ipank dan Odoy sebenarnya juga kaget. Kemiripan antara Maysaroh dan Maysari hanya tipis. Tahi lalat di pipi Maysaroh tidak dipunyai oleh Maysarih.
Ipank dan Odoy juga membantu agar sahabatnya itu segera bertemu dengan Maysarih. Janji pun sudah di buat. Besok siang bertemu di Alun-Alun Kota.
Sampai di rumah Bujang pun melapor ke emaknya. Emak juga senang. Dan meminta Bujang untuk menemui Maysarih. Karena yang penting bagi Wak Ijah, Bujang segera menikah karena Emak juga sudah kebelet momong cucu.
Bujang pun mengangguk.
Keesokannya Bujang sudah menunggu di Alun-Alun. Bujang berpakaian rapi. Kemeja merah, celana putih. Itu dresskode yang mereka sepakati. Bujang juga memakai kacamata hitamnya. Tak lupa Bujang menyemprotkan parfum sakti pemberian emak.