BABELPOS.ID, TANJUNGPANDAN - Fakta baru penemuan sesosok mayat laki-laki di salah satu hotel di Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, terungkap.
Ternyata sosok mayat laki-laki berinisial JT (48) tersebut adalah perangkat Desa Juru Seberang, Tanjungpandan, dengan jabatan Kepala Dusun (Kadus).
Sebelum meninggal di kamar Rabu (28/9) malam, perangkat Desa Juru Seberang itu berhubungan badan alias indehoi dengan seorang wanita muda berinisial LH (32).
BACA JUGA:Misteri Penemuan Mayat Ayah dan Anak di Sungaiselan, Masih Tunggu Hasil Visum
Kasatreskrim Polres Belitung Iptu Edi Purwanto mengatakan, kejadian bermula saat korban JT mendatangi hotel sekira pukul 20.00 WIB dengan mengendarai motornya.
Antara korban JT dan wanita muda LH sebelumnya sepakat bertemu di hotel tersebut. Keduanya sudah berkomunikasi janjian melalui pesan WhatsApp.
"Lalu JT masuk kamar 110. Setelah itu, JT memberikan uang sebesar Rp 500 ribu, untuk tarif melakukan hubungan suami istri," kata Iptu Edi Purwanto kepada Belitong Ekspres (Babel Pos Group), Kamis (29/9).
BACA JUGA:Temuan Dua Mayat di Sungaiselan Gegerkan Warga
Menurut Iptu Edi Purwanto, sebelum melakukan hubungan layaknya suami istri, korban sempat terlebih dahulu merokok. Setelah itu, korban ke kamar mandi lalu keduanya melakukan hubungan terlarang itu.
"Sekitar 10 menit melakukan hubungan badan, tiba-tiba JT lemas dan terbaring ke arah kiri LH. Melihat hal itu, LH meminta bantuan rekannya LA yang ada di kamar 103," jelasnya.
BACA JUGA:Dua Mayat di Belo Laut Korban Kecelakaan Kapal
Karena panik, LH dan LA berusaha menyadarkan korban JT dengan cara menggosokkan minyak kayu putih dan memberikan minum. Namun tidak direspon oleh korban.
"Lalu keduanya meminta bantuan kepada Roi selaku pekerja di hotel tersebut. Selanjutnya Roi menghubungi ambulan dan Polres Belitung. Dan pada pukul 21.45 WIB korban meninggal dunia," ungkapnya.
BACA JUGA:Jalan Pagi, Warga Temukan Dua Mayat Perempuan Tengkurap di Pantai Belo Laut
Pihak kepolisian yang mendapat informasi itu langsung menuju ke lokasi untuk melakukan evakuasi. Hasil observasi awal tidak ditemukan indikasi kekerasan di tubuh korban.