"Sebenarnya penghasilan dari jasa penyeberangan ini cukup lumayan, tapi tidak menentu," ujar Suwandi.
Oleh karena itu, dirinya berharap agar pemerintah setempat benar-benar serius mengelola potensi-potensi yang ada, termasuk dengan menciptakan sistem atau mekanisme paket wisata ke Pulau Nangka.
"Jika memang jadi Desa Wisata nantinya, kami para nelayan ini juga tidak ada profesi baru, terutama jika hasil laut lagi sedikit," tuturnya.
BACA JUGA:Menparekraf Tinjau Desa Wisata Danau Pading, Era Susanto: Awal Kebangkitan Bangka Tengah
Terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bangka Tengah, Zainal tidak memungkiri bahwasanya Pulau Nangka memang memiliki potensi wisata yang sangat luar biasa. Namun belum menjadi prioritas utama pengembangan wisata yang ada di Bangka Tengah.
"Kalau kita lihat, Pulau Nangka memang cukup banyak wisatawannya, tapi kami kira jumlahnya tidak sebanyak wisatawan yang berkunjung ke tempat-tempat wisata yang ada di Bangka Tengah lainnya," ujar Zainal, Selasa (27/9/2022).
BACA JUGA:Tingkatkan Kapasitas Pariwisata, Dispapora Bateng Gelar Pelatihan Pemandu Wisata Budaya
"Untuk saat ini kami masih fokus ke pengembangan destinasi wisata lain, salah satunya adalah Desa Perlang, Lubuk Besar yang masuk dalam kategori 50 desa wisata terbaik se-Indonesia tahun 2022," tutupnya. (**)