Hiruk pikuk kini telah mewarnai iklim politik di Babel. Mulai bermunculan calon-calon pemimpin yang akan bertarung November 2024. Spanduk dan reklame mulai memenuhi pajangan di jalanan di Babel. Ada Walikota Pangkalpinang, tapi masang reklame di Belitung dan sebaliknya. Klaim dan move politik mulai kasar dalam sepak terjang. Kawan bakal mejadi lawan. Malah ada lawan akan menjadi kawan.
Begitulah politik. Dalam politik tidak mengenal kawan atau lawan sejati, yang ada adalah kepentingan sejati. Posisi lawan atau kawan akan berganti dalam waktu pendek, tergantung soal kepentingan apa. Dan setting-an apa.
Pada saat ini sudah terbaca yang bakal bermain di tataran bakal memimpin Babel. Ada Dr Erzaldi Rosman, ada Dr Ridwan Djamaluddin, ada Bambang Patijaya, ada Rudianto Tjen, ada Darmansyah Hussein, ada Dr Maulan Aklil, ada Dr Yusron Ihza, ada Hidayat Arsani, dan tokoh-tokoh Babel lainnya yang sekarang ini mulai muncul. Manuver politik mulai terlihat dan terbaca dengan baik.
Mereka mempersiapkan diri adu kecepatan dan ketepatan menarik suara 900 ribu lebih masyarakat pemilih yang ada di Babel. Sepak terjang calon pemimpin ini pun mulai terasa sekarang ini. Saling jegal program pun bakal terjadi sedemikian rupa. Hal ini akan membuat Babel betul-betul akan menjadi bancakan politik yang menyedihkan. Sehingga yang berjalan di Babel adalah program rutin semata alias “auto pilot”.
Akibatnya pemimpin yang ada di Babel hanya menjadi penandatangan administrasi yang sah saja. Terutama urusan anggaran dan administrasi keuangan daerah.
Kini Babel betul-betul dalam masa transisi yang berakibat bakal mandeknya beberapa program yang telah berjalan selama ini. Aspek kepentingan dan terjangan politik para calon akan berakibat terbunuhnya program-program berkelanjutan yang bersinggungan kepentingan politik para calon. Bisa dibayangkan, jika kekhawatiran ini terjadi di Babel selama tiga tahun.
Boleh jadi pembangunan di Babel bersifat stagnan. Karena stagnan, adalah salah satu strategi kepentingan politik paling kuno di dunia demokrasi yang sampai saat ini dipergunakan oleh para calon pemimpin. Termasuk para calon pemimpin di Babel. Selamatkan Babel. #Save Babel. (**)