Omicron BA.4 dan BA.5 Ancaman Serius, Terancam 20 Ribu Kasus

Sabtu 18-06-2022,07:23 WIB
Reporter : Babelpos
Editor : Babelpos

SUBVARIAN Omicron BA.4 dan BA.5 membuat situasi kasus Covid-19 di Indonesia kembali melonjak. 

Dalam sehari, sejak ditemukannya 20 kasus subvarian tersebut di tanah air, kasus Covid-19 melebihi seribu kasus sehari. Para ahli memprediksi, kasus Covid-19 di tanah air bisa menembus 20 ribu sehari dan memicu gelombang keempat.

Gelombang pertama Covid-19 di Indonesia terjadi saat awal-awal kasus Covid-19 ditemukan di Wuhan dan masuk ke Indonesia pada Maret 2020. Lalu gelombang kedua, terjadi pada saat varian Delta Juni 202. Gelombang ketiga terjadi pada Januari 2022 ketika varian Omicron muncul. Dan subvarian BA.4 dan BA.5 diyakini bakal menimbulkan gelombang baru Covid-19.

'Jelas BA.4 dan BA.5 memicu gelombang keempat di Indonesia. Akan ada peningkatan kasus infeksi itu bisa diprediksi,' kata Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman.

Akan tetapi, kata Dicky, patut diingat bahwa saat ini dengan modal imunitas populasi sudah divaksinasi 2 dosis dan booster, maka jika pun terinfeksi Covid-19 akan banyak yang tak bergejala. Dan semakin acuhnya masyarakat melakukan testing, maka akan sedikit kasus yang terdeteksi.

'Sekarang itu masyarakat kita sudah tak takut lagi. Dulu kan sedikit-sedikit ingin dites. Sekarang sudah lebih acuh. Dan ini yang membuat kasus di masyarakat tak akan terdeteksi. Jumlahnya tak akan seperti melonjak seperti sebelumnya,' kata Dicky.

Dicky membenarkan bahwa bisa saja muncul 20 ribu kasus dalam sehari, namun itu tak terdeteksi seluruhnya. Hal itu karena masyarakat banyak yang tak bergejala dan enggan untuk melakukan tes antigen atau PCR.

’'Ditambah dari sisi pemerintah, kapasitas testing kita tak baik. Indonesia bukan masuk kategori negara strategi testing dan tracing yang masif. Ditambah kebiasaan masyarakat kita kalau sakit di rumah saja. Ya bisa saja yang terdeteksi 20 ribuan bisa lah, kurang juga bisa. Karena banyak yang tak mau periksakan diri,' ungkapnya.

Situasi seperti itu menurut Dicky bahaya. Mengapa? Sebab banyak kelompok rentan seperti lansia dan anak-anak yang belum divaksinasi lengkap atau booster. 'Ketika situasi ini atau banyak masyarakat yang tak terdeteksi ini kita biarkan ke kelompok yang rentan, mereka inilah yang akan bergejala, bisa saja tingkatkan angka kematian dan rumah sakit. Ini harus disadari,' jelasnya. 'Inilah periode gelombang BA.4 dan BA.5 ini, kalau tak dimitigasi. Penduduk kita kan banyak usia muda. Kalau tak respons ini dengan cepat, akan keteteran,' tuturnya. (jp)

Kategori :