KOBA - Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah mencatat sebanyak 125.751 atau 82,04% masyarakat di Bangka Tengah sudah tervaksin. Besaran angka tersebut turut diimbangi dengan masyarakat yang sudah menurun minatnya untuk divaksin, tercatat sekitar 500-1000 orang tervaksin tiap harinya di Bangka Tengah.
Sejumlah vaksin pun tercatat sudah expired date (ED) atau kedaluwarsa dan masih disimpan dengan baik serta belum dilakukan pemusnahan, karena kebijakan ada pada pusat.
Tak heran untuk mencegah bertambahnya vaksin yang Ed, maka Bangka Tengah merencanakan untuk melakukan realokasi vaksin ke Provinsi lain.
Kepala Sub Koordinator, Surveilance dan Imunisasi P2P, Rikhi Hermanto seizin Kepala Dinas Kesehatan Bangka Tengah, M Annas Ma\\\'aruf mengatakan saat ini terdapat tiga jenis vaksin yang pihaknya miliki.
\"Ketersediaan vaksin di Bangka Tengah (Bateng) ada tiga jenis yaitu Sinovac, Pfizer, dan Astrazeneca,\" ujarnya kepada Babel Pos, Selasa (8/3/2022).
Dikatakan Rikhi, berdasarkan update terbaru, saat ini stok vaksin Sinovac yang masih di provinsi ada sebanyak 11.540 dosis, kemudian sebanyak 16.310 dosis di kabupaten dan 3.985 dosis di Puskesmas.
\"Sedangkan jenis Pfizer yang masih di provinsi yaitu sebanyak 18.422 dosis, lalu 1.404 dosis di kabupaten dan 1.212 di Pukesmas. Kemudian jenis Astrazeneca untuk di provinsi tidak ada lagi, lalu kurang lebih 650 di Kabupaten dan 670 di Pukesmas,\" ujarnya.
Ia menerangkan stok tersebut masih disimpan di provinsi, karena jika sudah disalurkan ke Kabupaten maka daya simpannya hanya sampai sebulan.
\"Sedangkan untuk jenis Moderna memang dari pihak provinsi tidak ada lagi dan untuk vaksin Sinovac pun hanya diperuntukkan bagi anak usia 6 sampai 11 tahun, tidak lagi untuk umum,\" jelasnya.
Dikatakan Rikhi, jikapun Sinovac digunakan untuk umum maka hanya untuk melengkapi dosis kedua bagi yang sudah dosis pertama, namun belum vaksin dosis 2.
\"Jika baru vaksin dosis pertama, maka tidak bisa lagi jenis Sinovac, karena sistemnya akan menolak, sebab mengikuti peraturan yang ada, bahkan sempat ada peraturan jika sudah lewat 6 bulan vaksin pertama dan belum vaksin dosis kedua, maka harus mengulang dari awal, tetapi peraturan tersebut sudah ditarik,\" jelasnya.
Ia mengungkapkan untuk stok vaksin ini kemungkinan akan disalurkan ke provinsi lain, karena masyarakat yang divaksin sudah berkurang.
\"Kedulawarsa pasti ada, namanya juga obat dan masih kita simpan bagi yang sudah kedulawarsa, sebab ini milik pusat, kewenangan pun ada pada mereka untuk memusnahkan ataupun tindakan lainnya,\" ujarnya.
\"Kemungkinan stok vaksin ini akan kita realokasi ke provinsi lain, artinya daripada sampai Ed dan masyarakat yang berkunjung untuk vaksin memang sudah berkurang, dimana penyuntikan per hari dibawah 1000, sekitar 500 sampai 1000 orang saja, dengan interval terbanyak pada anak,\" tutupnya. (sak/ynd)