SUNGAILIAT -Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pahlawan 12 Sungailiat bersama Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Republik Indonesia melaksanakan kegiatan Internalisasi dan Institusionalisasi Nilai Pancasila di Bangka Belitung.
Kegiatan ini dibuka oleh Dr. Darol Arkum, M.Si selaku Ketua STISIPOL Pahlawan 12, dan dihadiri oleh Ferdiana, S.Ikom.,M.Ikom selaku Wakil Ketua I, Herwan, SE.,PAR.,MM selaku Wakil Ketua II, Bambang Ari Satria, S.IP.,M.Si selaku Wakil Ketua III sekaligus moderator, Kaprodi Ilmu Administrasi Negara dan Kaprodi Ilmu Komunikasi serta Bapak/Ibu Dosen STISIPOL Pahlawan 12.
Adapun narasumber kegiatan adalah Kemas Ahmad Tajuddin, SH.,MH selaku Deputi Bidang Hukum, Advokasi dan Pengawasan Regulasi BPIP RI.Kegiatan dilaksanakan pada Rabu, 27 April 2022, bertempat di Gedung Graha STISIPOL Pahlawan 12 Sungailiat.
Dr. Darol Arkum, M.Si dalam sambutannya mengatakan kegiatan ini sangat stategis dilakukan di tengah pengaruh globalisasi yang dinamis.
Pencerahan mengenai nilai-nilai pancasila sangat dibutuhkan dan bermanfaat untuk memperkuat karakteristik dan ideologi pancasila bagi para mahasiswa dan dosen.
Bambang Ari Satria, S.IP.,M.Si mengatakan internalisasi dan institusionalisasi pancasila khususnya di Bangka Belitung sangat penting. Hasil survei BPS tahun 2015 dari 100 orang Indonesia 8 orang tidak tahu judul lagu kebangsaan Indonesia, 53% tidak hapal dengan lirik lagu kebangsaan Indonesia dan 24 orang tidak hapal sila-sila pancasila.
Kemas Ahmad Tajuddin, S.H.,M.H dalam paparannya mengatakan kondisi bangsa saat ini sedang tidak baik-baik saja, dimana saat ini bangsa kita sangat sensitif dan mudah terpancing konflik. Dimana dulu bangsa Indonesia orangnya ramah tamah, sopan santun sangat toleransi dan berkeadaban. Sekarang mudah terjadi konflik dan kejadian yang tidak patut seharusnya, gesekan antar agama dan antara suku juga sering terjadi.
Nilai pancasila perlu diperkuat kembali karena sekarang terdapat pemahaman yang mendorong seseorang untuk bersikap intoleran, kuatnya pengaruh globalisasi yang menyangkut individu dimana sekarang lebih individualisme mementingkan diri sendiri, memudarnya nilai-nilai luhur seperti gotong royong mulai ditinggalkan.
\"Kita harus pandai menyaring budaya luar, jangan di ambil budaya dari luar negeri yang sekiranya dapat merusak ideologi pancasila atau bertentangan dengan pancasila,\" ujar Tajudin.
Kedudukan dan peran pancasila sudah jelas dimana pancasila dijadikan sebagi dasar negara, harus menjadi media yang mengatur jalannya negara sebagai pandangan hidup bangsa, sebagai dasar berperilaku, sebagai ideologi negara, harus dijadikan pedoman dalam kehidupan sosial politik serta sebagai pemersatu bangsa.
Kesimpulan yang diambil dari kegiatan tersebut adalah perlunya menanamkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, dan paling penting yaitu internalisasi itu sendiri.
Kegiatan ini diikuti oleh para dosen, mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara dan Program Studi Ilmu Komunikasi STISIPOL Pahlawan 12 Sungailiat, serta diikuti dengan sangat antusias terlihat dari sesi diskusi yang dimanfaatkan untuk menyanyakan hal-hal yang menambah wawasan.(**)